Tuesday, 25 July 2017

Rumah Apung Bangsring

Banyuwangi bisa dikatakan sebagai kota paling timur di Pulau Jawa. Kota ini dekat dengan selat Bali  sehingga menjadikan keuntungan tersendiri baginya. Bagaimana tidak? Terletak di pesisir selat Bali membuat Banyuwangi memiliki pantai yang cukup beragam keunikannya. Sehingga bisa diandalkan untuk meningkatkan pendapatan dari sisi wisata. Salah satunya adalah Pulau Apung.
Wisata Pulau Apung berada di lokasi Mutiara Pulau Tabuhan (PTP Pasewaran). Ketika saya berkunjung ke sana tidak terlalu ramai pengunjungnya. Fasilitas pendukung yang ada antara lain berupa toilet umum, warung/kios makan, serta penginapan.
Peresmian Pulau Apung sebagai salah satu objek wisata di Banyuwangi dimulai pada tahun 2014. Wisata ini mengandalkan rumah apung yang berjarak kurang lebih 500m dari bibir pantai. Rumah apung tersebut berisi beberapa sekat untuk pembudidayaan ikan. Selain itu terdapat fasilitas boat untuk menuju lokasi, toilet, dan hamock di lokasi.
Apabila hanya ingin bermain ombak tempat ini juga menyediakan banana boat dengan tarif Rp. 150.000,-/lima orang. Memacu adrenalin dengan jet ski bisa dilakukan dengan tarif Rp. 150.000,-. Jika ingin bersantai di pinggir pantai tersedia persewaan tikar seharga Rp. 10.000,-.  

Perlu diingat jangan terlalu malam untuk mencapai wisata Rumah Apung Bangsring karena loket masuk hanya buka sd. Pukul 17.00 WIB.

Sunday, 23 July 2017

Rumah Kue Dan Oleh-Oleh Nebula, Yang Wajib Dikunjungi Di Banyuwangi

Siapa sih, yang gak kenal dengan jajanan Bagiak? Ya, Bagiak adalah jajanan khas Banyuwangi yang biasa menjadi buah tangan. Bagiak berbentuk gilig dengan panjang kurang lebih lima centimeter. Dengan tekstur yang keras namun lumer ketika sudah masuk mulut menjadikannya nikmat dinikmati di waktu senggang.
Bagiak terdiri dari aneka rasa antara lain rasa original, keju dan jahe. Nah, bagiak keju inilah yang menjadi favorit saya. Dari sekian banyak bagiak yang sering saya konsumsi, hanya bagiak keju produksi rumah kue dan oleh-oleh Nebula yang paling pas sesuai dengan selera saya.
Rumah Kue dan Oleh-Oleh Nebula berlokasi di Jl. Wahid Hasyim 20 Banyuwangi. Lumayan dekat dengan kantor Perhutani KPH Banyuwangi. Untuk bisa memborong oleh-oleh dan camilan favorit sebaiknya datang sebelum pukul 17.00 WIB. Karena tempat ini tutup di malam hari.
Dilihat dari bangunannya memang tidak besar, dan tampak seperti rumah biasa. Karena memang jajanan yang disajikan adalah produksi rumahan. Produk unggulan dari Nebula adalah bagiak keju dan cheese stick (Ladrang Keju). Selain itu terdapat pula jajanan lain seperti aneka kue kering dan sambal ikan pedo yang siap saji.
Harga bagiak keju maupun cheese stick (ladrang keju) berkisar di bawah Rp. 20.000,-. Harga yang cukup terjangkau bukan? Bagiak keju dan cheese stick sudah terkemas rapi sehingga kita bisa segera membagikan kepada orang tersayang. Cheese stick dikemas dengan berat 200gr, sedangkan bagiak keju dikemas sekitar 500gr.

Cheese stick Nebula tidak kalah populer dari bagiak keju buatannya. Hal ini wajar, karena cheese stick keju Nebula adalah cheese stick dengan rasa keju yang menggigit dan tekstur renyah (empuk). Sekali mengkonsumsinya, saya jamin pasti ketagihan...

Saturday, 22 July 2017

Kafe Ramah Anak di Kota Madiun

Sebagai mahmud alias mamah muda (cieeee....) saya juga ingin tetap mendapatkan me time alias waktu rehat. Namun ada kalanya me time tidak bisa dilakukan sendirian dan harus tetap mengajak si kecil.
Sekarang saya tidak perlu khawatir, karena ada sebuah cafe yang ramah anak di kota Madiun. M cafe namanya. Lokasinya berada di Plaza Madiun lantai dua, bersebelahan dengan Maju Hardware. Untuk orang asli Madiun atau yang sedang tinggal di Madiun pasti tidak sulit menemukan lokasi ini. Plaza Madiun terletak di Jl. Pahlawan. Kurang lebih 500m ke arah Selatan dari Stasiun Kereta Api Madiun.
M Cafe adalah sebuah cafe yang menyediakan arena bermain untuk anak. Arena bermain tersebut terdiri dari prosotan, ayunan, dan rumah-rumahan yang semuanya dari bahan plastik. Arena bermain terletak di pojok sehingga relatif aman. Selain di pojok, letaknya juga hanya berjarak 3 meter dari meja kursi pengunjung. Sehingga saya bisa memilih tempat duduk yang paling dekat dengan arena bermain.
Alasan berikutnya kenapa saya memilih M Cafe adalah menunya yang beragam baik dari makanan maupun minumannya. Menu favorit saya dan suami adalah french fries dan milkshake dan kopi. Selain itu tersedia pula wifi gratis dan beberapa spot yang instragamable.
M cafe buka mulai siang hingga malam hari. Pengunjungnya pun terdiri dari beragam kalangan. Namun memang mayoritas pengunjungnya adalah keluarga. Tidak jarang datang pula kelompok pelajar/mahasiswa yang mengerjakan tugas mereka.
Kursi dan meja yang disediakan beragam. Ada yang berupa sofa, ada pula meja kursi kayu dengan view Jalan Pahlawan. Bisa dipilih sesuai dengan keinginan pengunjung.

Tidak salah, bukan? Jika M Cafe menjadi langganan saya dan keluarga.

Sensasi Bercengkerama Dengan Pesawat Sesungguhnya (Desember 2016)

Salah satu alat transportasi yang mewah kita kenal dengan pesawat. Dengan badan yang besar dan kecepatan yang sangat super membuat pesawat dapat menempuh perjalanannya dalam waktu singkat. Hal itu yang menjadikan harga tiket pesawat tergolong mahal dan menjadikannya alat transportasi yang eksklusif.
Pesawat dikemudikan oleh pilot dan dibantu pramugari dan pramugara yang akan melayani penumpangnya. Pilot juga terbagi sesuai jenis pesawat yang dikemudikannya. Ada pilot pesawat penumpang dan juga pilot pesawat tempur. Pilot tersebut mengenakan seragam yang berbeda sesuai pesawatnya.
Tidak bisa dipungkiri banyak anak kecil yang senang dengan keberadaannya ketika di angkasa. Dengan adanya keberadaan Museum Dirgantara menjadi salah satu lokasi pembelajaran bagi anak-anak.
Museum Dirgantara adalah sebuah museum milik TNI AU yang berlokasi di Yogyakarta. Museum ini  terletak di dalam kompleks TNI AU, lebih tepatnya di Blok O Yogyakarta. Museum Dirgantara terbuka untuk umum, sehingga banyak wisatawan yang mengunjunginya. Baik wisatawan pribadi (keluarga) maupun rombongan.
Pada pintu gerbang memasuki lokasi museum, wisatawan diharuskan berhenti dan lapor kepada penjaga. Ada kalanya KTP harus ditinggal di pos jaga dan bisa diambil pada saat meniggalkan lokasi Museum.
Memasuki area parkir, wisatawan dibuat berdecak kagum dengan keberadaan beberapa pesawat. Bukan miniatur pesawat tapi pesawat sungguhan yang sudah tidak beroperasi lagi. Wisatawan diijinkan untuk berfoto namun tidak diperkenankan untuk masuk ke pesawat.
Memasuki gedung museum, wisatawan diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp. 4.000,- (Bulan Desember 2016). Bagian depan museum adalah patung penerbang dan  burung garuda dengan semboyan ‘swa buwana paksa’. Rute selanjutnya adalah belok kiri dan akan ditemui macam-macam tanda pangkat TNI AU.
Setelah itu wisatawan akan memasuki ruangan Pahlawan dan Seragam TNI AU. Berbagai seragam sesuai keadaan ditampilkan di ruangan ini. Baik untuk TNI pria maupun wanita. Ruangan selanjutnya adalah koleksi Kasau dan Kotama. Dan ruangan berikutnya adalah Alutsista. Di ruangan ini pesawat yang sudah tidak beroperasi berjejer dengan rapi. Berbeda dengan pesawat di area parkir, pesawat di area ini bisa dimasuki oleh pengunjung.
Rute selanjutnya adalah diorama yang mengarah ke pintu keluar. Di penghujung pintu keluar terdapat sebuah etalase yang menyediakan oleh-oleh bertemakan TNI AU.

Nah, tidak perlu khawatir pengap dan panas selama di dalam museum. Mulai dari pintu masuk sampai dengan pintu keluar terdapat Air Conditioner (AC) di masing-masing ruangan. Jadi, segeralah berkunjung ke Museum Dirgantara.

Cokelat Monggo (Desember 2016)

Sebagai warga Yogyakarta saya penasaran mengenai cokelat yang satu ini. Sebelum menikah saya pernah mencoba cokelat yang pada saat itu saya peroleh di toko Mirota Batik Malioboro. Hemm, cokelat yang enak dan eksklusif bagi saya. Eksklusif karena memang hanya ditemukan di toko tertentu saja.
Kini, saya baru mengetahui bahwa cokelat tersebut diproduksi di Yogyakarta. Yaelah, kemana aja saya sampai tidak mengetahui hal ini?
Cokelat Monggo, nama cokelat yang dari tadi saya ceritakan. Diproduksi di Purbayan, Kotagede. Tepatnya di Jl. Dalem KG III/978, RT.043/RW.10 Kotagede Yogyakarta. Lokasi yang dekat dari rumah uti di Tamansiswa. Sungguh besar keinginan saya untuk mengunjungi rumah produksinya ketika libur akhir tahun ini.

Jika menggunakan kendaraan pribadi akan lebih mudah mencapainya. Lokasi ini terletak di Selatan Pasar Kotagede dan Makam raja mataram. Nantinya ada petunjuk jalan menuju arah Cokelat Monggo. Jika menggunakan kendaraan umum bisa menggunakan taksi atau becak. Bisa juga menggunakan bus trans Jogja jalur 2A atau 2B namun hanya sampai di timur Tom Silver (perusahaan perak). Perjalanan harus dilanjutkan menggunakan becak/ojek/andong.
Senin, 26 Desember 2016 saya mengunjungi Cokelat Monggo. Kesan asri dan ‘Jogja banget’ sangat terasa begitu memasuki area parkir. Sambutan ‘monggo’ kami terima dari salah seorang pramuniaga toko sambil mengacungkan ibu jarinya. Masuk ke dalam toko langsung bisa ditemui showroom dari produk monggo.  
Sebenarnya pengunjung bisa melihat proses pembuatan Cokelat Monggo di pabrik ketika beroperasi. Meskipun hanya diperbolehkan melihat dari luar kaca, namun semua proses produksi cokelat bisa terlihat jelas. Hanya saja pengunjung harus menyesuaikan dengan jam operasional pabrik yaitu Hari Senin hingga Jumat pukul 08.00-17.00 WIB, dan Hari Sabtu pukul 09.00-14.00 WIB. Bagi yang ingin mengadakan tour group bisa menghubungi public relation Cokelat Monggo jauh hari sebelumnya.
Showroom Monggo beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00-18.00 WIB. Selain showroom, Cokelat Monggo tersedia di official stores di beberapa tempat, yaitu :
- Jl. Tirtodipuran No. 10, Mantrijeron. Buka setiap hari pukul 08.00-22.00 WIB
 - Bandara Adisucipto, terminal A dan B (departure). Buka setiap hari pukul 05.00-22.00 WIB
 -  Amplaz (Ambarukmo Plaza) Ground floor. Buka setiap hari pukul 10.00-22.00 WIB
Untuk mengetahui cita rasa Cokelat Monggo, ada tester yang bisa dicicipi. Asllan lebih suka dark cokelat 58%. Sedangkan saya dan ayah lebih memilih dark cokelat 77%. Meskipun lebih pahit namun anti oksidannya lebih tinggi.
Banyak sekali varian Cokelat Monggo. Mulai dari cokelat batang 40 gram, cokelat papan 80gr, cokelat oleh-oleh 100gr, pralline, hingga cokelat unik berbentuk stupa atau sepatu. Tentu saja dengan macam-macam rasa dan harga yang berbeda pada masing-masing variannya. Varian terlengkap tersedia di showroom Kotagede.
Selesai membayar, kami masih bermain di area pabrik dan showroom cokelat monggo. Pada teras showroom terdapat kursi kayu dengan model klasik yang mengundang kami untuk istirahat sejenak. Kursi ini diletakkan di samping gilingan cokelat dan rangkaian foto yang berisi informasi tentang produksi cokelat. Selain itu terdapat pula buku tamu yang bisa diisi dengan kesan dan pesan terhadap Cokelat Monggo.

Area parkir yang asri menjadi tujuan kami selanjutnya. Terdapat kursi yang terbuat dari kayu dengan dilengkapi roda andong yang menjadikannya unik. Bisa untuk rehat sekaligus selfie tentu saja.
Kemudian ada juga gasebo dan kursi kayu yang lebih lebar dengan gambar kepala petruk sebagai latar belakangnya. Selain kursi dengan aksen kuno dan klasik, adapula kursi dan meja modern di bawah payung lipat.
Selain tempat untuk rehat, terdapat pula beberapa mainan jawa yang boleh digunakan di area cokelat monggo. Ayah mencoba bermain egrang sedangkan asllan bermain kuda lumping dan seruling kicauan burung. Ada pula bakiak namun tidak kami mainkan.
Tersedia pula air putih di kendi yang tentu saja menjadikannya segar. Dingin namun tidak seperti air yang berasal dari kulkas. Jangan khawatir, kita bisa menggunakan gelas yang tersedia apabila tidak bisa minum langsung dari kendi.
Sebagai sarana pembersihan, tersedia keran untuk cuci tangan di antara kendi dan mainan. Siapa saja bisa cuci tangan terutama setelah bermain atau setelah belepotan mencicipi kelezatan Cokelat Monggo. Tidak perlu takut kotor lagi.
Ada satu titik selfie yang menarik perhatian pengunjung. Lokasi ini berada di samping gerbang. Apa yang membuat menarik? Tentu saja keberadaan sebuah vespa tua berwarna pink. Ya, vespa pink ini yang menjadi saksi bisu sejarah perjalanan Cokelat Monggo.
Pada awal berdirinya, Cokelat Monggo memang memiliki cerita tersendiri. Thierry Detournay adalah pemilik Cokelat Monggo yang berkebangsaan Belgia. Dengan kemampuannya membuat cokelat maka dibuatlah cokelat praline dengan cita rasa Belgia. Banyak yang menyukai cokelat buatan Thierry hingga akhirnya beliau memutuskan untuk menjualnya.
Cokelat buatannya belum memiliki merk saat itu. Beliau menjual di seputaran UGM dalam kegiatan sunmor (Sunday morning). Untuk menarik pengunjung dipakailah vespa yang dicat warna pink sehingga terlihat menyolok diantara ramainya pengunjung sunmor.
Melihat ramainya antusias pengunjung, Thierry beserta dua orang temannya mendirikan CV Anugerah Mulia Indobel. Pada awalnya mereka memproduksi cokelat dengan merk Cacaomania namun kurang mendapat respon. Hingga akhirnya tercetuslah kata ‘Monggo’ yang menjadi merk cokelat produksinya. Merk tersebutlah yang menjadi daya tarik pengunjung.

Ya, Cokelat Monggo memang semakin terkenal. Menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Yogyakarta. Monggo, mampir!

Ini Dia, Dibalik Foto Yang Menjadikan Kita Bagai Superhero (Desember 2016)



Melihat foto tersebut pasti kalian berdecak kagum, bukan? Bagaimana mungkin saya dengan postur yang mungil nan imut bisa berdiri di atas meja?
Hehehehe....tenang aja, gak perlu bingung. Saya dan keluarga sedang berada di sebuah lokasi unik yang memang ditujukan untuk berfoto. Yup, saya sedang berada di Up Side Down Word Yogyakarta. Tempat ini berada di pinggir Jalan Raya Ringroad Timur Kota Yogyakarta.
Jangan heran jika kita harus mengantri dengan sabar sebelum dipanggil untuk bisa masuk. Pengunjung yang sangat banyak tidak mampu tertampung pada ruangan sebanyak 16 bilik (dua lantai) secara bersamaan.
Jika dilihat sambil sekilas lewat, lokasi ini hanya terlihat seperti rumah biasa terdiri dari dua lantai. Sehingga di dalampun bilik yang ada sama seperti kondisi rumah. Ada ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga, dapur, ruang makan serta kamar mandi. Dan tiap bilik memiliki keunikan tersendiri yang mengundang pengunjang untuk mengabadikannya.
Semua bilik tersebut ditata sedemikian rupa, sehingga kita bisa berpose seolah-olah sedang beraktivitas di bilik tersebut. Namun, perabot yang ada terpasang di eternit bukan di lantai. Lantas, apa yang membuatnya menarik?
Hey, jangan salah!. Setelah berpose dan berfoto, kita pasti akan membuat orang lain berdecak kagum. Hal ini karena cetakan atau file foto telah dirotasi (diputar) sehingga kita akan terlihat bagai superhero.
Ahay...ternyata inilah rahasia dari foto unik di atas. Ya, Rotasi foto!. Jika foto ditunjukkan dalam posisi asli tidak akan mempunyai daya tarik sama sekali. Bahkan akan terlihat aneh dengan semua perabot tertata di atap (eternit). Namun setelah foto dirotasi, kita akan menjadi superhero....

Tempat ini buka mulai pukul 10.00-19.00 WIB dengan harga tiket masuk yang berbeda berdasarkan tinggi badan. Untuk dewasa (tinggi badan lebih dari 120 cm) tiket seharga Rp. 80.000,-. Sedangkan untuk anak-anak (tinggi badan kurang dari 120 cm) tiket masuk seharga rp. 40.000,- (Harga Bulan Desember 2016).
Fasilitas umum yang terdapat di lokasi adalah kamar mandi dan musholla. Selain itu banyak pedagang makanan yang berlalu lalang. Lumayan bisa mengganjal perut yang keroncongan ketika menunggu antrian.
Sebenarnya tidak ada batasan berapa lama kita boleh berada di dalam rumah tersebut. Namun sebaiknya tau diri dan toleransi untuk bergantian dengan pengunjung yang lain. 
Beberapa tips agar nyaman untuk berkunjung antara lain :
- Datang sebelum jam operasional. Paling tidak pukul 09.30 WIB sudah sampai di lokasi
- Menjaga etika dengan pengunjung lain (saling bergantian berpose)
- Harus pandai mencari angel
 -  Tunjukkan ekspresi ketika berfoto
- Sembunyikan foto asli. Tunjukkan foto yang sudah dirotasi saja.

Nah, silakan mencoba menjadi superhero ya...