Sebenarnya
apa yang disebut dengan penyakit Panleu?
Kenapa sampai
sebegitu ganasnya hingga tiga anak Jenggo mati semua?
Panleu atau panleukopenia sering disebut sebagai penyakit distemper pada
kucing. Penyakit ini sebuah penyakit berbahaya bagi kucing karena tingkat
kematiannya yang tinggi terutama untuk kitten
(anak kucing) dibawah umur tujuh bulan. Meskipun tidak jarang juga kucing yang
bisa selamat dari serangan panleu.
Penyakit
panleu disebabkan oleh virus Feline Panleukopenia Virus yang
tergolong dalam parvovirus. Virus ini
dapat bertahan hingga satu tahun bahkan sampai bertahun-tahun pada lingkungan
yang terkontaminasi. Virus juga dapat bertahan pada suhu ruang bahkan pada suhu
yang lebih rendah.
Panleu dapat menyerang siapa saja tidak
pandang bulu. Baik kucing dewasa maupun kitten
dapat menjadi sasaran penyakit ini. Hanya saja serangan panleu pada kitten lebih berakibat fatal. Kitten
dengan umur kurang dari tujuh bulan mempunyai daya tahan tubuh yang masih
rendah. Hal itu yang menyebabkan kitten
seringkali tidak mampu melawan ganasnya panleu.
Bagi
kucing dewasa masih mempunyai harapan untuk sembuh meskipun banyak juga yang
tidak sanggup bertahan. Kucing dewasa yang sudah pernah terjangkit penyakit panleu dan berhasil sembuh, akan
mempunyai daya tahan yang lebih kuat apabila terjangkit lagi di kemudian hari.
Penularan
panleu tergolong sangat cepat. Hal
ini yang menyebabkan panleu diberi
gelar penyakit berbahaya bagi kucing. Virus panleu
masuk ke tubuh kucing melalui hidung dan mulut. Kemudian menyerang sel-sel yang
aktif melakukan pembelahan seperti sumsum tulang belakang, pencernaan, getah
bening dan sistem saraf.
Cara
penularannya ada dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penularan
secara langsung melalui udara, kotoran (air kencing dan feces), sekresi (air
ludah dan lendir), bahkan dari kutu kucing yang terinfeksi penyakit ini. Virus
yang terdapat pada feces dari kucing yang terinfeksi penyakit mampu bertahan
hidup selama enam bulan setelah kucing dianggap sembuh dan selesai penyembuhan.
Bagi
induk kucing yang sedang hamil, virus panleu
akan menyerang embrio. Hal ini menyebabkan lahir cacat, maupun kematian embrio,
dan keguguran. Jika kitten lahir dari
induk yang terinfeksi besar kemungkinan virus sudah ada di tubuhnya.
Penularan
tidak langsung adalah dari alat-alat penunjangnya. Alat ini adalah alat yang
digunakan untuk memelihara kucing. Yaitu kandang, tempat makan dan minum,
handuk, kain, spuit (suntikan yang sudah dibuang jarumya), sisir, dan
sebagainya. Selain dari alat penunjang, manusia sebagai pemilik juga menjadi
perantara berpindahnya virus ke kucing lain.
Anda
sebagai pemilik kucing harus mengetahui gejala yang muncul apabila kucing
terkena panleu. Beberapa gejala umum
yang sering timbul antara lain :
1. Nafsu makan menurun
Apabila nafsu makan menurun bisa dikatakan ada sesuatu
yang berbeda pada kucing. Entah dia mulai merasakan sakit atau bahkan birahi.
Sama seperti manusia, apabila mendapati badannya tidak sehat maka nafsu
makannya akan berkurang. Sama seperti Ganang, dan Slewah yang gejala awalnya
adalah nafsu makan berkurang. Lain halnya dengan Telon yang masih mau makan
meski makan makanan basah dan harus menggunakan spuit untuk menyuapinya.
2. Lemah, lesu dan menyendiri
Karena nutrisi yang masuk ke tubuhnya
berkurang maka tidak ada tenaga yang masuk. Jadilah si kucing menjadi lemah,
dan lemas. Seringkali apabila merasakan sakit kucing akan menyendiri.
Hal ini dialami oleh Ganang. Dia tidak
mau masuk ke dalam rumah, hanya menyendiri di halaman belakang. Duduk di
samping litter box-nya. Posisi
duduknya dengan kaki depan dan kaki belakang dilipat.
3. Demam
Deman ini bisa diketahui secara
langsung oleh pemilik. Baik dengan rabaan tangan secara langsung maupun dengan
menggunakan termometer digital yang dimasukkan ke anus kucing. Demam atau
kenaikan suhu badan kucing adalah akibat dari perlawanan tubuh terhadap benda
asing yang masuk (penyakit).
Ganang dan Slewah tidak sempat
merasakan demam karena sudah keburu mati. Tapi untuk Telon sempat terasa bahwa
suhu tubuhnya lebih tinggi daripada biasanya.
4. Muntah
Gejala berikutnya adalah muntah.
Muntah di sini adalah muntah yang sebenarnya bukan karena hairball. Biasanya muntahan berwarna kuning dan sedikit encer.
Ini yang terjadi pada Ganang dan
Slewah. Telon juga muntah tapi tidak sesering Ganang dan Slewah.
5. Diare
Selanjutnya adalah diare. Diare ini
disebabkan oleh virus yang menyerang usus. Jika sudah parah akan ada darah di feces
kucing yang terinfeksi virus.
Baik Ganang, Slewah maupun Telon tidak
ada yang mengalami diare ini. Tapi tetap saja mereka semua tidak tertolong.
6. Dehidrasi
Dehidrasi sering dialami oleh kucing
yang terjangkit penyakit panleu.
Meskipun sering minum namun tetap saja mereka dehidrasi. Dehidrasi ini bisa
diketahui dari hidung kucing yang terasa kering. Selain itu bisa dicek dari
turgor kulit (kembalinya kulit ke posisi semula setelah ‘dicubit’). Dikatakan
dehidrasi apabila turgor kulit lebih dari tiga detik.
Ketiga anak Jenggo tidak ada yang
mengalami Dehidrasi. Turgor kulit masih bagus dan hidung juga tetap lembab.
Jangan
sepelekan perubahan perilaku kucing di rumah. Apabila sudah mengalami perubahan
perilaku, segera observasi secukupnya. Jangan sampai terlambat untuk membawanya
ke dokter hewan. Karena dokter hewanlah yang akan memberikan diagnosa dan juga
pengobatan yang sesuai. Beda sakit beda pula obatnya bukan?
Kucing yang
terjangkit panleu biasanya akan
diberikan obat anti muntah dan juga vitamin untuk meningkatkan daya tahan
tubuhnya. Selain itu dilakukan infus untuk terapi cairan. Hal ini sebagai
pengobatan suportif mengingat penyebab dari panleu
adalah virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus tidak ada obatnya.
Untuk
pemberian makan dan minum harus mendapat perhatian lebih. Makanan yang
diberikan lebih baik berupa wetfood
(makanan basah). Hal ini untuk mempermudah makanan tersebut tertelan kucing.
Pemberian minum jangan sampai terlambat. Ganti air minum kucing setiap harinya.
Dan sekali lagi, pisahkan alat makan dan minum dari alat penunjang kucing yang
sehat.
Pisahkan
kucing sakit dari kucing lainnya. Jangan sampai kucing yang sehat melakukan
kontak langsung dengan kucing yang sakit. Cuci tangan dan kaki kita dengan
desinfektan apabila akan memegang kucing yang sehat. Jangan lupa bahwa pemilik
juga merupakan agen pembawa virus.
Apa saja
yang harus kita lakukan untuk mencegah kucing yang masih sehat terjangkit panleu?. Antara lain adalah :
1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah cara pencegahan yang paling utama.
Kucing sudah bisa divaksin mulai umur dua bulan. Satu minggu sebelum vaksin
pertama kucing harus diberi obat cacing terlebih dahulu. Vaksinasi diulang satu
bulan setelah pemberian vaksin pertama. Vaksin berikutnya dilakukan satu tahun
setelah pemberian vaksin kedua dan diulang setiap satu tahun sekali.
2. Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihan adalah salah satu upaya yang paling
mudah dilakukan. Baik kebersihan kucing itu sendiri dan juga kebersihan alat
penunjangnya. Meskipun sudah sering dibersihkan ada baiknya menggunakan desinfektan khusus yang bisa dibeli di petshop terdekat. Selain itu bisa juga
desinfektan yang berasal dari pemutih pakaian yang diencerkan dengan air.
3. Meningkatkan daya tahan tubuh
Pada musim hujan ada baiknya pemilik harus meningkatkan daya tahan tubuh
kucing. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian vitamin dan makanan yang
berkualitas. Berikan makanan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan nutrisi
kucing. Tentu saja kebutuhan nutrisi kitten
berbeda dengan kucing dewasa
Panleukopenia memang penyakit yang berbahaya. Untuk
itu lakukan pencegahan sesegera mungkin. Jangan lupa untuk memberikan
pengobatan terbaik bagi hewan kesayangan kita.
Jika sudah
memutuskan untuk memeliharanya, kita harus berkomitmen untuk memberikan yang
terbaik bagi kelangsungan hidupnya.