Wednesday 29 March 2023

Bubur Garut

 


Membahas mengenai bubur garut, mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang asing. Karena bubur garut tidak sepopuler bubur sumsum atau bubur kacang hijau. begitu juga dengan saya.

Mengenal bubur garut pertama kali adalah ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Mungkin sekitar tahun 90-an. Ketika itu yang mengenalkan Bubur Garut kepada saya adalah nenek. Kebetulan nenek memang senang dan pandai masak tapi kurang bisa baking. Yang lebih senang baking adalah Mama.

Kembali ke pertemuan pertama dengan si Bubur Garut. Pada saat itu sore hari saat saya bangun tidur siang, Nenek sedang berada di dapur, dan langsung saya hampiri. Karena bisa dipastikan bahwa Nenek sedang mengolah sesuatu untuk dijadikan cemilan. Nah, jadilah saya kepo cemilan apa yang sedang dibuat olehnya? Ketika saya menghampirinya, Nenek sedang menuang sesuatu berwarna coklat ke dalam beberapa piring. Bentuk dan teksturnya sih mirip seperti bubur. Tapi saya belum pernah makan bubur berwarna coklat bening seperti itu. Saat saya menanyakan kepada Nenek, jawabannya adalah Bubur Garut. Mendengar namanya saya agak mengernyitkan alis karena terasa asing mendengarnya.

Kemudian saya diminta membantu Nenek untuk menuangkan santan ke atasnya. Warna dan tampilannya menjadi lebih menarik sekarang. Nenek menjelaskan bahwa Bubur Garut ini baik dikonsumsi oleh penderita maag. Karena terbuat dari sari pati umbi garut yang membuat perut terasa nyaman dan dingin. Ketika saya mencicipi yang hanya seujung sendok, baru saya mengakui. Rasanya manis, dan enteng alias tidak membuat eneg sama sekali. Langsung saja saya ambil satu porsi lengkap dengan kuah santannya. Dan hanya membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk menghabiskannya.

Kini, setelah kurang lebih 20 tahun telah berlalu, akhirnya saya bisa menemukan tepung garut. Mungkin bagi sebagian orang sudah tidak asing dengan tepung garut. Tapi bagi saya baru setelah menikah saya menemukan langsung tepung garut. Tentu saja langsung teringat dengan Bubur Garut buatan Nenek. Ternyata cara membuatnya super duper gampang sekali. Auto jadi resep langganan, deh.

Bahan – bahan :

  • 100 gr tepung garut
  • 800 ml air
  • ½ sdt vanili
  • 1 sdt garam
  • 200 gr gula merah/aren (bisa juga dikombinasikan dengan gula jahe dengan perbandingan 115 gr gula merah/aren dan 85 gr gula jahe)

Bahan kuah santan :

  • 30 ml santan instan
  • 250 ml air
  • ½ sdt garam

 

Cara membuat bubur :

  1. Sisir gula merah/aren/gula jahe, lalu larutkan dengan 500 ml air
  2. Masak larutan gula hingga mendidih, lalu sisihkan
  3. Larutkan tepung garut, vanili, garam dengan 300 ml air.
  4. Campurkan larutan tepung garut dan larutan gula lalu aduk rata
  5. Masak dengan diaduk terus menerus agar tidak bergerindil hingga matang (mengental dan meletup – letup).
  6. Akan terjadi perubahan warna yang signifikan mulai dari coklat muda sampai menjadi coklat tua yang bening.

 

Cara membuat kuah santan :

  1. Campur semua bahan kuah santan
  2. Masak hingga mendidih dan terus diaduk

 

Cara penyajian :

Tuang kuah santan di atas bubur.


Nah, selamat mencoba, ya!

Monday 27 March 2023

Wedang Pokak, Penghangat Tubuh Yang Mudah Cara Membuatnya



Bertemu dan mengenal minuman ini untuk pertama kalinya adalah tahun 2017. Tepatnya ketika saya mendapat tugas di Kota Madiun Jawa Timur. Pada saat itu ada kegiatan di kantor yang mengharuskan saya berkunjung ke daerah Cepoko, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo.

Setelah kegiatan kantor tersebut selesai tibalah agenda makan siang. Dengan suguhan yang dimasak sendiri oleh tuan rumah, saya tertarik dengan minuman hangat yang tersaji di Jumbo (tempat minuman dalam jumlah banyak). Cepoko memang sebuah daerah yang memiliki ketinggian lebih daripada Ponorogo sehingga udaranya sejuk. Jadi minuman yang disajikan adalah minuman hangat.

Ada tiga jumbo yang tersaji di meja makan. Jumbo pertama berisikan teh manis panas. Jumbo berikutnya berisikan kopi hitam panas. Tapi, apakah isi dari jumbo terakhir? Karena teh dan kopi yang menjadi primadona sudah tersajikan. Demi menjawab rasa penasaran, maka saya memilih menuangkan isi Jumbo terakhir ke dalam gelas yang tersedia.

Penampakannya seperti teh manis biasa. Berwarna coklat tapi lebih pekat alias tidak sejernih teh pada umumnya. Aromanya tercium wangi jahe yang menggugah selera. Jika memang ini adalah wedang jahe, tapi warnanya terlalu gelap dan rasanya ada unsur yang lain alias tidak hanya jahe saja. Rasanya hangat dan manis sehingga sungguh nikmat untuk menghangatkan badan di daerah yang dingin.

Perlahan tapi pasti saya mencoba mencicipi dan menerka wedang apa ini sebenarnya. Hingga tak terasa saya telah menghabiskan 2 gelas wedang ini. Maka sambil berpamitan, saya menanyakan kepada tuan rumah wedang apakah yang disajikan di jumbo terakhir.

Jawabannya adalah Wedang Pokak. Sungguh nama yang sangat asing bagi saya karena baru pertama kali ini mendengar nama tersebut. Mengetahui saya begitu heran dan kagum terhadap Wedang Pokak maka tuan rumah memberikan resepnya.

Ternyata sungguh amat mudah sekali membuat Wedang Pokak yang menggugah selera. Sekali mencoba, saya langsung berhasil mengeksekusinya dan tentu saja membuat ketagihan.

Yuk, silakan dicoba resep Wedang Pokak di bawah ini :

 

Bahan – bahan :

  • 27 gram sereh
  • 18 gram jahe
  • 45 gram gula aren
  • 300 mililiter air
  • Sejumput garam

 

Cara membuat :

  1. Sereh dipotong potong sepanjang 5 cm (untuk memudahkan mengkonsumsi), cuci bersih lalu geprek
  2. Jahe dicuci bersih kemudian dibakar lalu digeprek
  3. Campur semua bahan pada panci kemudian rebus selama 10  menit
  4. Air menjadi sebanyak 200 mililiter saja
  5. Saring dan sajikan 

Selamat mencoba.

Monday 13 March 2023

Beberapa Kelebihan Menggunakan Blogger Bagi Pemula

     

Tulisan kali ini merupakan lanjutan dari postingan saya sebelumnya tentang alasan kenapangeblog. Pada artikel sebelumnya, saya sempat menyatakan bahwa alasan saya memilih platform blogger adalah karena gratis. Tidak munafik bahwa gratis adalah alasan pertama dan terbesar bagi saya memilih platform blogger. Secara saya masih benar benar awam tentang blog dan tentu saja akan sering mengutak atik blog. Kebayang apabila langsung menggunakan platform/domain berbayar, terus tiba-tiba blog-nya eror karena ketidaktahuan saya. Ngeri, membayangkannya.

Kebetulan blog pertama yang saya baca adalah milik sahabat SMA. Dia menggunakan platform blogger. Saya banyak belajar ngeblog darinya mulai dari apa itu blog dan apa saja isinya. Kemudian dia memberi link blog miliknya. Saya jadi tertarik untuk membuat blog pribadi yang berisi diary elektronik kehidupan saya setelah menikah. Awal mulanya saya dipandu untuk membuat blog dari platform blogger dan mengisi artikel beserta foto pendukungnya. Kala itu tampilan blog masih sangat amat sederhana karena sahabat saya itu juga sedang belajar.

Selain belajar dari sahabat tersebut, saya juga sering browsing lewat mbah Google mengenai blog. Mulai dari cara mengganti template, membuat halaman, pasang gadget, membuat profil, membuat menu, menampilkan follower dan juga statistik pengunjung. Nah, dari halaman pencarian di google, artikel yang saya cari kebanyakan menggunakan platform blogger. Selain artikel, contoh video yang muncul di youtube maupun halaman google lebih banyak yang berplatform blogger.

Pada artikel dan video berplatform blogger yang sudah muncul di google, beberapa printhilan yang standar seperti laman, gadget template, profil, tergolong mudah untuk diaplikasikan pada blog. Bagi saya yang pemula ini merupakan sebuah kebanggaan dan kepuasan tersendiri bisa mengutak atik blog secara otodidak. Terkadang saya dan sahabat menjadi sering bertukar informasi mengenai hasil dari meng-“uprek” blog masing-masing.

Karena sering membaca artikel dalam platform blogger, lambat laun saya menjadi sedikit familiar dengan platform ini. Selain itu saya mulai mencoba memberi komentar pada beberapa blog yang saya anggap memiliki informasi yang penting. Untuk beberapa blog dengan aritkel yang menarik perhatian, tak segan saya akan memfollownya. Ternyata dari beberapa blog (tidak hanya blogger), kebanyakan yang saya follow dan komen adalah dari platform blogger. Mungkin karena saya mulai familiar dengannya sehingga saya merasa nyaman membaca artikel dengan platform blogger.

Setelah saya sering memberikan komentar dan juga follow beberapa artikel pada blogger, muncullah keinginan untuk bisa mendapatkan komentar dan follower di blog saya. Kemudian terpasanglah tombol follow di blog saya yang sampai saat ini masih di bawah 20 orang. Lantas saya berfikir mungkin karena saya masih menggunakan platform gratis sehingga follower belum banyak. Muncullah pertanyaan di benak saya, bagaimana caranya memiliki blog dengan domain berbayar. Apakah harus mulai dari awal? Duh, sayang sekali rasanya jika beberapa artikel yang sudah tayang (meski belum banyak) akan menghilang.

Akhirnya saya mencari informasi dan ada yang menyarankan untuk menggunaan bantuan pihak ketiga. Awalnya saya ragu, apakah saya masih bisa menggunakan alamat blog yang sama, atau apakah tampilan blog akan berubah sehingga saya harus belajar dari awal lagi? kebayang bagaimana pusingnya harus belajar dari awal apalagi jika harus secara otodidak.

Bagaimana bisa mendapat jawaban atas semua pertanyaan itu jika tidak mencoba. Tidak perlu waktu yang lama, saya bisa mendapatkan domain berbayar dengan tampilan dan nama blog yang sama seperti semula. Karena memang saya melakukan optimasi blog dari blogger menjadi domain berbayar. Tentu saja dengan bantuan pihak ketiga.

Lumayan bisa tersenyum lega memiliki dua blog dengan domain berbayar. Dengan harapan kedua blog saya lebih dikenal dan lebih banyak memberikan artikel yang bermanfaat. Sebenarnya masih ada yang membuat saya penasaran yaitu bagaimana caranya mendapatkan cuan dari hasil ngeblog. Semoga suatu saat nanti kedua blog saya yang merupakan hasil dari optimasi platform blogger bisa menghasilkan cuan. Aamiin.

Monday 6 March 2023

Roll Wool Bread


Roti tebal yang pernah viral ini menyita perhatianku dengan bentuk yang unik seperti benang wool tapi tetap terlihat empuk dan lembut. Mencoba bikin dengan beberapa kali kegagalan akhirnya berhasil juga bikin Roll Wool Bread yang empuk dan lembut hanya dengan oven tangkring.

Bahan – Bahan :

  • 300 gr terigu protein tinggi
  • 65 gr gula pasir
  • 27 gr susu bubuk
  • 160 ml UHT
  • 1 butir telur
  • 2 sdt ragi instan
  • 50 gr margarin
  • ½ sdt garam

Untuk cara membuat silakan klik link berikut ini :

Roll Wool Bread

Kisah Tentang Blog Bunda Didot Bercerita

Sebenarnya saya kenal blog sudah lama yaitu sejak tahun 2012. Kalau dihitung sudah 11 tahun, bukan? Awalnya saya ingin menuliskan semua kejadian yang saya alami setelah menikah. Boleh dibilang saya ingin memiliki semacam diary elektronik. Dan saya memilh blog untuk menampung semua tulisan saya.

Saya ingin agar tulisan saya masuk di pencarian google ketika orang lain mencari artikel. Sama seperti artikel dari blog orang lain yang selalu muncul ketika saya searching sebuah informasi. Terkadang informasi yang saya cari masih sedikit, hal itu juga menjadi salah satu motivasi saya untuk ngeblog. Ingin rasanya artikel saya bisa menjadi referensi yang dicari banyak orang.

Tidak ingin berfikir ribet, saya memilih blogger untuk menjadi diary elektronik. Tentu saja salah satu alasannya adalah karena gratis. Apakah saya sudah mahir dan sudah akrab dengan blogger? Jawabannya adalah “tidak”. Bahkan bisa dibilang saya masih nol tentang dunia ngeblog. Tapi itu tidak mengurangi semangat saya untuk memiliki sebuah blog.

Kebetulan setelah menikah saya sempat mengajukan cuti di luar tanggungan perusahaan selama tiga tahun untuk mengikuti suami dinas di Kalimantan. Hal itu membuat saya memiliki waktu luang untuk mempelajari blog mulai dari awal. Untuk membuat blog, saya mencari informasi dengan cara browsing dari mbah Google. Tak hanya itu, saya juga belajar dari Youtube. Maka jadilah blog dengan judul Didot Stories sebagai blog pertama saya. Sangat senang dan bangga sekali bisa memiliki blog. Sudah terbayang beberapa tulisan yang akan saya upload di blog tersebut.

Tulisan pertama saya adalah tentang foto pre wedding. Dimana proses pre wedding adalah proses awal dalam rangkaian pernikahan saya. Nah, tantangan ngeblog ternyata tidak hanya pada artikel atau tulisan saja. Tapi bagaimana menampilkan foto yang bisa menunjang artikel. Saya jadi nambah belajar mengenai edit foto untuk bisa menghasilkan foto yang bagus.

Kemudian pada tahun 2014, nama blog diganti menjadi bunda didot bercerita karena status saya sudah  menjadi seorang ibu. Tulisan saya banyak bercerita tentang seputar dunia anak dan parenting. Karena saya ingin berbagi cerita mengenai ilmu yang saya peroleh tentang anak dan parenting. Dengan harapan para ibu muda atau ibu baru tidak panik untuk mengasuh anaknya karena informasi yang dibutuhkan ada di blog saya.

Akhirnya tiba saatnya saya kembali aktif bekerja. Nah, muncul tantangan terbesar dalam ngeblog. Dengan kesibukan di kantor dan mulai ada anak balita yang hadir dalam kehidupan saya, tentu saja membuat waktu serasa habis untuk ngeblog. Artikel bulanan banyak bolongnya, bahkan terkadang dalam satu tahun jumlah artikel yang tayang hanya kurang dari 10. Tapi tidak menyurutkan niat saya untuk memiliki blog lagi yang khusus berisi artikel tentang traveling, parenting dan kucing. Sejak tahun 2017 saya membuat blog www.velpaci.com menggunakan domain berbayar. Bahkan blog bunda didot bercerita telah menjadi domain berbayar sejak tahun 2018.

Sampai saat ini blog saya sudah berumur 11 tahun dan 6 tahun. Namun pengunjung blog tidak fantastis dan juga artikel saya belum nongol di halaman pertama google. Sangat saya sadari bahwa kedua blog tersebut tidak memiliki artikel yang rutin saya tulis. Saya menulis blog hanya di waktu luang saja. Seringkali sudah capek dengan rutinitas kerja dan tugas di rumah yang harus saya prioritaskan sebagai ibu bekerja. Tapi saya masih punya mimpi bahwa suatu saat nanti kedua blog tersebut bisa nongol di halaman pertama google bahkan bisa memberikan penghasilan tambahan. Semoga bisa segera terwujud mimpi tersebut. Aamiin.