28 Januari 2012
Hari ke-dua di Pulau Lombok....bangun tidur langsung mandi n
breakfast di hotel sambil menunggu carteran mobil yang sudah kami pesan
semalam. Yang jelas tujuan kami hari ini adalah melanjutkan petualangan kami
kemaren.
Sukarare
Setelah bernegosiasi dengan sopir diputuskan obwis pertama yang
kami kunjungi adalah daerah Sukarare sebagai salah satu penghasil tenun Lombok.
Di Sukarare kami menuju sebuah toko dan juga pembuat tenun Lombok yaitu
Dharmasetya Lombok. Di sini kami diperlihatkan cara membuat kain tenun songket,
tenun ikat, mesin pintalan, juga cara membuat batik Lombok (yang ini mirip sama
pembuatan batik di Yogya hanya saja motif batiknya yang berbeda à pengrajinnya dari Yogya jg
lho...). Untuk tenun songket hanya boleh dikerjakan oleh para wanita dengan
lebar kain max 60cm dan panjang kain 4-5 meter. Sedangkan tenun ikat dibuat
dengan cara dipola terlebih dahulu baru diikat menggunakan tali rafia sesuai
motif lalu dicelup ke warna yang telah disiapkan. Setelah ikatan dibuka
kemudian dicelup lagi ke warna tadi. Kami juga dipersilakan untuk mencoba
praktek menenun (tentu saja didampingi oleh ahlinya...J). aku mencoba tenun songket
sedangkan suamiku mencoba menggunakan mesin pintalan. Benang yang digunakan
mesin pintalan terdiri dari dua macam yaitu benang lusi (untuk benang yang
panjang) dan benang pakan (untuk benang yang pendek). Selain praktek menenun
kami juga diberi kesempatan untuk memakai baju adat khas Lombok. Baju adat ini
disebut baju lambung (untuk perempuan) dan baju tampet (untuk laki – laki).
Kegiatan lain yang kami lakukan di Sukarare ini tak lain dan tak bukan adalah
belanja oleh – oleh duuooonnnkkkk... AAA
Suku Sasak Sade
Setelah dari Sukarare kami melanjutkan perjalanan ke
perkampungan suku sasak di daerah Sade. Sungguh exited kami mengunjungi kampung
Sade ini (secara di Jawa khususnya di Yogya g ada kan???J). Sade ini dihuni sekitar 700
orang yang kalo dihitung – hitung masih satu keluarga. Hal ini disebabkan kalo
menikahi gadis di luar Kampung Sade biayanya mahal. Memasuki halaman kampung
Sade kita bisa menemukan sebuah halaman dengan pendapa yang disebut “Berugak
Sekanem”. Di tempat ini biasanya dilakukan penyambutan tamu dengan tarian yang
disebut Tari Amak Tempenges (tarian penghibur setelah pulang dari peperangan). Rumah
paling depan di Kampung Sade ini adalah rumah Kepala Suku Sasak Kampung Sade.
Rumah ini ditandai dengan adanya semacam kurungan ayam (yang berjumlah 2 buah
dan berada di depan rumah). Rumah adat suku sasak ini terdiri dari 2 lantai.
Untuk lantai rumah dibuat dari campuran dedak, sekam padi dan kotoran
kerbau/sapi. Lantai ini dipel atau dibersihkan satu minggu sekali menggunakan
kotoran sapi/kerbau, namun tenang saja...gak bau kok... JJ. Pintu rumah ini dibuat rendah
dimaksudkan semua tamu hendaknya menghormati pemilik rumah dengan cara
menundukkan kepala ketika masuk rumah. Padi juga digantungkan di dinding rumah
sebagai simbol pekerjaan si empunya rumah. Atap rumah adat ini terbuat dari
ilalang yang bisa tahan selama 10 sd 12 tahun (lama amat ya???). Lantai kedua
rumah ini hanya terdapat tiga ruangan yaitu kamar anak gadis, kamar untuk
melahirkan dan dapur. Adat di sini jika ingin menikahi anak gadisnya adalah dengan
cara “diculik” alias ortu si gadis gak boleh tau. Namun sepasang kekasih ini
bisa janjian untuk bisa melaksanakan acara “menculik dan diculik”... BBB. Selain rumah tinggal terdapat
pula lumbung padi yang disebut “badege”. Lumbung ini digunakan untuk 4 sd. 5
kepala keluarga. Untuk membangun lumbung ini menggunakan upacara slametan
menyembelih sapi/kerbau. Lumbung ini relatif lebih tinggi daripada rumah
tinggal. Di dalam lumbung terdapat kayu bundar yang teletak di atas tiang
lumbung dengan fungsi sebagai penghalau tikus. Di Kampung Sade ini juga
terdapat masjid lho..namun sayang ketika kami berkunjung bukan saat waktu
sholat sehingga kami gak bisa masuk ke dalam masjid. Cuma bisa ambil gambar
dari luar aja... LL. Sebelum meninggalkan kampung ini kami sempatkan
diri untuk belanja. Sebenarnya barangnya gak jauh beda ama barang di Sukarare
bahkan harganya cenderung lebih murah. Cuma kualitasnya memang di bawah
Sukarare à
kata sopir n guide kami lho...
Pantai Kuta
Setelah wisata budaya (tenun dan suku sasak) tema petualangan
berikutnya adalah wisata pantai. Pantai pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Kuta.
Pantai ini lumayan bersih dengan pasir putih dan ada beberapa batu karang yang
besar. Masih sepi pengunjungnya, namun ada sedikit ketidaknyamanan ketika
banyak penjual souvenir yang rata – rata masih usia sekolah selalu mengejar
kami untuk menawarkan dagangannya. Tipsnya seh dicuekin aja tapi harus
“mempertebal kuping”.L
Mandalika
Ada salah satu legenda yang cukup terkenal di Lombok ini yaitu
tentang Putri Mandalika. Putri ini adalah putri yang baek hati sehingga disukai
banyak raja dan masyarakat bahkan berebut untuk meminangnya. Karena bingung
memilih dan tidak ingin menyakiti hati orang lain akhirnya putri ini
menceburkan dirinya ke laut dan menjelma menjadi cacing warna warni yang
disebut “Nyale”. Cacing ini bisa dimakan mentah maupun dimasak pepes, sehingga
Putri Mandalika atau Putri Nyale merasa dirinya berguna bagi orang lain.
Sayangnya Nyale ini hanya bisa dijumpai pada musimnya saja (tidak setiap saat),
dan saat kami ke sana bukan musim Nyale... LL
Tanjung Ann
Pantai Tanjung Ann ini disebut juga pantai cinta karena bentuk
tebingnya yang menyerupai Hati/Love jika dipotret melalui udara. Pantai ini
cukup ramai bahkan bisa dibilang sangat ramai daripada Pantai Kuta. Saat kita
naik ke tebingnya sungguh indah pemandangan sepanjang pantai ini. Bahkan
menurut info yang ada pantai ini sering digunakan untuk pengambilan gambar baik
film maupun iklan.
Wuihhh....petualangan hari ini lebih lengkap daripada kemaren.
Dan sebelum kembali ke hotel, kamipun menyempatkan diri membeli oleh – oleh khas
Lombok yaitu Mutiara. Mutiara ini ada beberapa macam, mulai dari mutiara yang
KW sd mutiara asli yang ada sertifikatnya. Selain mutiara oleh – oleh khas
lainnya adalah makanan yang terbuat dari rumput laut mulai dodol rumput laut
sampai manisan rumput laut. Setelah puas belanja kini tiba saatnya untuk
makaannn.... JJ. Menu kita kali ini adalah “ayam nangking”. Ayam
ini rasanya seperti ayam goreng mentega tapi tidak kering. Enak deh n yang
jelas bikin kenyaaannnggg.... CCC
No comments:
Post a Comment