Tuesday 22 November 2016

HERNIA PADA ANAK ( Mei 2014)

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan hernia pada anak? Apakah beda dengan hernia pada orang dewasa? Tadinya saya tidak terlalu mempedulikannya. Lagipula tidak ada riwayat hernia di keluarga saya. Hingga suatu ketika Asllan sedang dipijit oleh seorang bidan dan seperti biasa Asllan pasti menangis kencang ketika dipijt. Namun hari itu Asllan menangis yang lebih kencang dari biasanya. Dan itu menyebabkan bagian atas skrotum kanannya membengkak. Bidan menyarankan agar saya konsultasikan ke DSA (Dokter Spesialis Anak) atau dokter bedah anak sekalian. Karena ditakutkan itu adalah hernia.
Sebelum ke dokter saya menyempatkan diri untuk mencari informasi mengenai hernia baik di dunia nyata maupun lewat dunia maya (terutama ikut grup room for children). Istilah Hernia secara umum adalah penonjolan melalui suatu lubang (defek) di dinding rongga yang bersangkutan, dalam hal ini perut. Ternyata memang hernia itu dibedakan antara hernia pada anak dan hernia pada orang dewasa. Hernia pada anak dan bayi disebabkan oleh kelainan perkembangan janin di dalam rahim yaitu lemahnya otot perut. Hernia pada anak ada antara lain hernia umbilikal (bodong) dan hernia inguinalis. Ketika janin tumbuh dan berkembang selama kehamilan, ada lubang kecil pada otot perut yang memungkinkan tali pusat menghubungkan ibu ke bayi. Sebelum kelahiran, lubang cincin pada otot perut itu menutup. Kadang-kadang, cincin itu tidak menutup sepenuhnya, dan masih ada lubang kecil. Sebuah lengkung usus dapat bergerak ke dalam lubang di antara otot perut itu dan menyebabkan hernia umbilikal (bodong). Namun biasanya hernia umbilikal ini akan hilang ketika anak berusia 3 sd.5 tahun. Untuk melihat bagian – bagian hernia dengan lebih jelas ada pada gambar berikut :

Sumber gambar : dokumen hernia pada anak pada grup fb. Room for children.

Akhirnya saya periksa ke DSA yang kemudian menyarankan periksa ke dokter bedah anak. Pada saat itu umur Asllan masih 7 bulan. Saya ceritakan kronologisnya dan Asllan diperiksa langsung oleh dokter bedah anak. Akan tetapi beliau belum bisa memastikan apakah Asllan positif hernia atau tidak. Nanti pada saat umur satu tahun atau kalau sudah bisa jalan baru bisa dipastikan itu hernia atau bukan. Beliau juga menjelaskan bahwa saat berada di dalam rahim, janin laki-laki akan mengalami perkembangan testis di dalam perut. Hingga tiba saat dia dilahirkan testis tersebut akan turun menuju skrotum melalui daerah kanalis inguinalis (saluran antara dinding perut bawah ke kantong kemaluan). Setelah lahir, kanalis inguinalis ini akan tertutup untuk mencegah kembalinya testis ke perut. Jika daerah ini tidak menutup sepenuhnya, sebuah lengkung usus dapat masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui area lemah dinding perut bagian bawah, menyebabkan hernia.
Sepulang dari periksa saya semakin semangat untuk mencari informasi mengenai hernia pada anak. Room for children menjadi teman setia saya untuk mencari informasi sebanyak – banyaknya. Ada satu informasi lagi bahwa hernia itu bisa dikatakan sebagai penyakit turunan. Nah lo..!!! siapa neh yang pernah hernia? Setelah ditelusuri ternyata almarhum bapak mertua memang pernah terkena hernia...ya sudahlah...
Cerita berlanjut...hernia atau benjolan itu tidak pernah terlihat lagi semenjak periksa hingga ketika Asllan berumur 16 bulan dan terkena Infeksi Saluran Kencing. Pada saat kencing Asllan selau mengejan dan menangis, dan munculah lagi benjolan atau hernia itu. Saya ingin mengingkari kenyataan itu namun saya teringat kata-kata dokter bedah anak, “jika benjolan itu muncul lagi di usia 1tahun ke atas atau pada saat anak sudah bisa jalan, maka bisa dipastikan itu hernia dan penanganannya dengan operasi”...L LLLL. Namun beliau juga menjelaskan bahwa operasinya ringan, terjadwal dan bisa pulang pada hari yang sama jika semua berjalan dengan lancar.
Meski demikian hernia bisa juga berbahaya ketika usus yang menonjol melalui hernia terjepit dan tidak bisa didorong kembali dengan lembut ke dalam rongga perut. Ketika ini terjadi, bagian dari usus itu dapat kehilangan suplai darah dan rusak. Pasokan darah yang baik diperlukan agar usus sehat dan berfungsi dengan baik. Jika kondisi sudah seperti ini, maka operasi harus dilakukan darurat.
Hernia Asllan muncul ketika dia menangis kencang atau pada saat BAB. Namun masih bisa kembali dengan sendirinya. Hingga pada suatu malam di Bulan Mei tahun 2013 Asllan tiba – tiba muntah sepanjang malam bahkan hingga siang harinya namun badannya tidak panas. Dokter di klinik kantor suami tidak bisa memastikan Asllan sakit apa. Asllan hanya diberi obat anti muntah saja. Sejujurnya saya khawatir tentang kondisi Asllan. Saya takut jika kondisi yang Asllan alami itu merupakan salah satu gejala hernia yang terjepit. Sebenarnya gejala yang dapat terlihat ketika hernia itu mulai terjepit antara lain:
perubahan warna kemerahan pada hernia
muntah hijau atau feses
menangis atau rewel
demam.

Meskipun dari empat gejala tersebut Asllan mengalami dua gejala yaitu muntah hijau dan rewel namun saya sudah sangat amat terlalu khawatir. Saya membujuk suami untuk mengambil cuti dan memeriksakan Asllan ke Jawa.
Hari Senin, 26 Mei 2014 kami periksakan Asllan ke Dokter Bedah Anak di Yogyakarta, dan dinyatakan positif hernia inguinalis kanan. Hari Jumat 30 Mei 2014 adalah jadwal operasi untuk Asllan. Namun sebelum operasi dimulai, Asllan harus menjalani cek darah rutin di laboratorium untuk melihat kesiapan fisik Asllan...Ya Allah, saat itu rasanya adalah sungguh berat melihat Asllan harus diambil darahnya dan juga membayangkan bagaimana Asllan ketika diinfus dan harus dioperasi. Namun tekat saya adalah saya ingin Asllan sembuh total...
Rabu 28 Mei 2014, Asllan menjalani cek darah di laboratorium dekat dengan rumah uti. Asllan tidak menyangka akan disuntik. Dia tetap ceria bermain bersama ayahnya. Senang sekali melihat Asllan bersemangat melihat mobil, motor berlalu lalang di depan laboratorium. Asllan juga senang melihat ikan yang ada di aquarium laboratorium. Hingga tiba giliran Asallan untuk diambil darahnya. Sungguh saya seperti akan pingsan! Kareana pada dasarnya saya tidak suka jarum suntik, darah, rumah sakit, dan bagian medis lainnya. Akan tetapi Asllan terus menerus memanggil “Ba...Ba...” (bunda). Teriakan dan panggilan itu yang memaksaku untuk ikut masuk ke ruang tersebut dan tentu saja bagik terasa lama sekali proses pengambilan darahnya...
Kamis 29 Mei 2014 kami mengambil hasil cek darah Asllan, dan Alhamdulillah hasilnya normal dan Asllan siap untuk menjalani operasi besok pagi. Pukul 21.00 WIB kami membawa Asllan ke rumah sakit untuk persiapan operasi esok hari. Ketika sampai di rumah sakit Asllan segera diinfus. Dan lagi – lagi saya terlalu takut untuk menemaninya. Hanya ayah Asllan dan budhe Asllan yang masuk. Saya menunggu dengan penuh doa dan ketegangan. Dan mendengar teriakan Asllan memanggil saya dengan “Ba...Ba...Ba..” sambil menangis kencang membuat saya ikut menangis sedih. Saya hanya bisa menemaninya dari luar ruangan, saya hanya bisa mendoakan dengan segala kepasrahan kepada Allah SWT. Selesai diinfus Asllan harus puasa mulai pukul 00.00 karena operasi dijadwalkan besok pagi pukul 06.00 WIB. Dan Asllan sangat rewel ketika melihat ‘tangan robotnya’ (tangan yang dibalut perban untuk infus). Dia juga sangat ketakutan dan heran melihat botol infus yang tergantung di tiangnya. Bahkan kasur harus diturunkan di lantai untuk membuat Asllan merasa terbiasa tidur di rumah uti. Namun Asllan masih terus menangis terlebih ketika ‘puasanya’ dimulai. Akhirnya dokter membolehkan Asllan untuk nenen, dan berhentilah tangisan Asllan dan langsung tertidur dalam pangkuan saya. Tepat pukul 03.00 WIB saya coba membaringkan Asllan di kasur dan Alhamdulillah Asllan bisa tidur.
Jumat 30 Mei 2014 pukul 05.00 WIB Asllan mulai persiapan operasi. Mulai dari skin tes, dan juga ganti baju operasi. Yang membuatku trenyuh adalah ketika diganti dengan baju operasi Asllan nurut tidak rewel dan tidak menangis. Bahkan sambil menunggu dokter bedah anak datang, Asllan masih bisa jalan – jalan sambil bermain daun dimasukkan ke kolam ikan. ‘maem...kan...maem..’ (maksudnya ikan dikasih makan daun)...J. Dokter Bedah Anak datang pukul 06.25 WIB dan Asllan segera masuk kamar operasi dengan digendong Ayahnya. Seperti biasa saya hanya menunggu di luar sambil terus berdoa tanpa henti dan dengan cucuran air mata yang semakin deras...teriakan dan tangisan Asllan sungguh amat sangat keras dan kencang sekali. Saya belum pernah mendengar Asllan menangis sekencang ini. Ya Allah apakah sedemikian sakitnya yang Asllan rasakan? Tak lama kemudian Ayah Asllan dan Budhe Asllan keluar dari kamar operasi dan memberi kabar bahwa Asllan sudah mulai dioperasi. “Ya Allah...mudahkanlah operasi itu dan lancarkanlah...selamatkan Asllan, sembuhkanlah Asllah Ya Allah...”. Empat puluh menit telah berlalu, dan dokter bedah telah keluar dari kamar operasi dan menyatakan operasi telah selesai dengan lancar dan selamat. Alhamdulillah.....”terima kasih Ya Allah atas anugrah ini...” . Pukul 15.00 WIB perawat memberi tahu bahwa menurut dokter, Asllan sudah diperbolehkan pulang. Akan tetapi saya putuskan untuk pulang besok pagi saja.
Sabtu 31 Mei 2014 Alhamdulillah semalam Asllan bisa tidur dengan nyenyak. Pagi ini pukul 09.00 WIB saya membawa Asllan pulang  ke rumah uti dengan dibekali obat antibiotik, anti sakit, dan vitamin untuk Asllan. Ditentukan pula bahwa Asllan harus kontrol besok Senin tanggal 2 Juni 2014 untuk diperiksa kondisi luka pasca operasi.
Senin 2 Juni 2014 ayah Asllan sudah kembali ke kalimantan karena sudah harus aktif bekerja. Terpaksa kontrol Asllan hari ini hanya ditemani Budhe. Alhamdulillah luka pasca operasi sudah membaik, obat juga sudah tidak perlu diminumkan lagi. Luka pasca operasi diganti dengan perban yang baru dan dua hari lagi sudah diperbolehkan dilepas dan perawatannya diberi salep setiap sehabis mandi sampai luka itu kering dan sembuh.
Alhamdulillah...meski dengan semua ketakutan, ketidaktahuan dan kepasrahan diri akhirnya rangkaian operasi hernia untuk Asllan dapat berjalan dengan lancar dan selamat. Semoga seterusnya Asllan bisa sehat selalu...aamiinn...










2 comments: