Tuesday 31 December 2013

didot stories berubah menjadi bunda didot bercerita

Beberapa menit lagi kita akan meninggalkan tahun 2013 dan akan menyongsong tahun 2014 dengan semua harapan baru dan semangat baru tentunya.
Dengan niat untuk menjadi lebih baik, maka mulai 1 Januari 2014 blog yang tadinya berjudul didot stories berubah menjadi bunda didot bercerita. Diharapkan judul yang baru ini bisa lebih sesuai dengan semua postingan di dalamnya sehingga pembaca setia blog akan lebih nyaman dalam membaca blog ini.
Mengenai isi dari blog tetap seperti tujuan awal yaitu menceritakan tentang perjalanan hidup seorang didot tanpa bermaksud menggurui atau apapun.

Akhirnya saya ucapkan selamat tahun baru 2014 dan selamat membaca "didot stories" yang berganti menjadi "bunda didot bercerita"

Thursday 19 December 2013

Periksa Kehamilan di Yogyakarta

Rabu, 29 Agustus 2012

Selepas maghrib aku berangkat ke RS Bakti Ibu untuk melakukan kontrol kehamilan. Bakti Ibu menjadi RS yang aku pilih karena dekat dari rumah dan aku sudah jatuh cinta dengan lokasi semenjak survey RS (postingan sebelumnya) dan juga semakin jatuh cinta setelah senam hamil tadi sore. (postingan sebelumnya). Aku kontrol ditemani dengan ibuku dan sama seperti saat senam hamil, kami berangkat naek sepeda motor dan aku yang berada di depan..

Pukul 18.30 WIB, Prof Anwar (sebagai dokter yang kupilih) telah datang dan masuk ke ruang periksa. Tak berapa lama setelah menunggu giliran, tiba saatnya aku masuk dan diperiksa USG. Awalnya Prof Anwar kesulitan menemukan kepala bayi karena ternyata belum mapan (terletak) pada tempat yang seharusnya. Kemudian perutku diputar oleh Prof Anwar. Diputar biasa hanya menggunakan tangan. Setelah diputar terlihatlah posisi bayi sudah mapan dan terlihat jelas scrotumnya. Jadi Insya Allah anakku berjenis kelamin laki – laki. Aminnn...
Ini gambar hasil USG-nya...



Karena ini merupakan pemeriksaan pertamaku bersama Prof Anwar, maka aku harus menjalani tes urin dan darah untuk keperluan medis. Haduhh...ketemu ama jarum suntik neh...L gak papa deh, demi anak.... Dan aku harus kontrol lagi 2 minggu ke depan...
Obat yang diberikan untukku antara lain Lycalvit, Ferofort, dan Inlacta DHA. Kira - kira beginilah "penampakannya"





Senam Hamil

Saatnya untuk memulai aktivitas sebagai bumil (ibu hamil) dengan senam hamil. Lokasi pilihan pertama adalah di RS Bakti Ibu karena paling dekat dengan rumah. Seperti telah tertulis di postingan sebelumnya bahwa jadwal senam hamil di RS Bakti Ibu adalah hari Rabu sore jam 16.00 sd. 17.00 WIB dan hari Sabtu pagi jam 10.00 sd. 11.00 WIB.

Hari ini Rabu, 29 Agustus 2012 aku berniat senam hamil di Bakti Ibu. Saking semangatnya, ibuku juga ikut lho...berangkatlah kami naek sepeda motor. Eits, jangan salah...meski sedang hamil 30 minggu tetep aja aku yang depan, ibuku tinggal mbonceng aja...JJ.  Sampai di RS Bakti Ibu ternyata kegiatan senam hamil belum dimulai. Sebagai anggota baru, aku harus mendaftar dengan menyebutkan nama, alamat, no telp, usia kandungan dan membayar biaya senam + adminstrasi sebesar Rp. 15.000,-. Setelah selesai membayar aku dipersilakan untuk berganti baju khusus senam yang sudah disiapkan. Ada warna ijo dan biru. Aku pilih aja warna ijo sesuai dengan warna kesukaanku.
Ini nih penampakanku dengan kostum senam hamil...



Sebagai anggota yang baru ikut pertama kali, aku dan satu orang lagi (mbak eva namanya) langsung diprivat oleh Ibu Kus sebagai pengajarnya. Kami diberi tau tentang manfaat senam hamil untuk mempermudah persalinan, memperkuat tubuh ibu hamil dan mempercepat proses pemulihan pasca melahirkan dengan catatan senam hamil ini dilakukan dengan sungguh – sungguh setiap hari. Sebagai modal untuk melakukan senam hamil di rumah kami dibekali dengan selembar kertas berisikan gerakan senam hamil mulai untuk trimester pertama hingga trimester ketiga. Setelah mendapat beberapa wejangan bergabunglah aku dan mbak Eva dengan peserta yang laen. Wah, di sini ternyata aku bertemu dengan dua orang teman SD-ku yaitu Mei wulan dan Calista...hihihi...serasa reunian aja neh....J

Aku masuk ke golongan bumil trimester tiga, jadi gerakannya lebih ringan tapi lebih difokuskan ke bagian panggul. Senam selesai dalam waktu kurang lebih satu jam. Selain senam, kita juga bisa sharing dan berbagi pengalaman dengan sesama peserta senam maupun dengan Ibu Kus, Ibu Tami, Mbak Lia, dan Mbak Amin sebagai pengajar...Hemm...langsung jatuh hati deh senam di sini...J. besok Sabtu senam di sini lagi aja ahh...oya, karena aku sudah terdaftar sebagai peserta senam hamil, maka untuk kedatangan berikutnya tarifnya adalah Rp. 10.000,-...Wow...!! makin semangat deh senamnya...J


Rumah Sakit Bersalin dan Senam Hamil di Yogyakarta

Kini tiba saatnya untuk melakukan survey rumah sakit bersalin dan tempat senam hamil di kota Jogja ini. Yang jelas rumah sakit yang masuk dalam daftar survey adalah yang dekat dengan rumah, pro ASI dan IMD serta bisa Room-in. Ada beberapa rumah sakit yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. Kita mulai yuukkk hasil surveynya...

Bakti Ibu
Rumah sakit ini menjadi tujuan survey nomor 1 karena letaknya paling dekat dengan rumah. Bakti Ibu terletak di Jl. Golo Yogya dengan waktu tempuh hanya 5 menit dari rumah. Dokter yang praktek antara lain Prof. Anwar, dr. Ardanu, dan dr. Annisa. Fasilitas kamar bersalinnya terdiri dari beberapa kelas mulai yang biasa sampai kelas VVIP. Di Bakti Ibu ini ruang bersalin, ruang operasi, laboratorium juga apotek sudah menjadi satu bangunan. Suasana di sini sangat nyaman karena rumah sakit ini memang dikhususkan untuk ibu hamil, jadi suasananya cenderung tenang dan asri. Selain itu terdapat kelas senam hamil tiap hari Rabu sore (16.00 – 17.00WIB) dan Sabtu (10.00 – 11.00WIB) di bawah asuhan Ibu Utami. Biaya senam hamil untuk kedatangan pertama adalah Rp. 15.000,- dan Rp. 10.000,- untuk kedatangan berikutnya. Biaya itu sudah meliputi air minum dan juga peminjaman baju khusus senam hamil yang telah disediakan.

Khadijah
Target selanjutnya adalah klinik bersalin khadijah yang terletak di sebelah Utara rumah dengan jarak tempuh sekitar 10 menit tepatnya di JL. Purwanggan Yogya. Pertama kali masuk kesan yang diperoleh adalah tempat parkir yang sempit. Selain itu kamar yang tersedia juga tidak terlalu luas dengan jarak antar kamar yang terlihat sumpek. Dokter yang praktek di klinik ini adalah dr. Yanah dan dr. Erik. Semua pendafataran dan pelayanan obat dilayani di Apotek Sultan Agung (bukan di klinik Khadijah). Senam hamil juga dilaksanakan di lantai 2 tiap hari Selasa dan Rabu pukul 17.00 WIB dengan biaya Rp. 15.000,- setiap kedatangan.

Puri Adisty
Rumah sakit selanjutnya adalah Puri Adisty yang berada di Jl. Depokan – Rejowinangun Yogya dengan jarak 20 menit ke arah Timur dari rumah. Meskipun letaknya agak masuk ke dalam perkampungan namun suasana di klinik ini sungguh asri dan tenang. Kamar yang tersedia juga bersih dan nyaman. Dokter kandungan di klinik ini adalah dr.Winarni dan dr. Tri Joko. Senam hamil di klinik ini diadakan setiap hari Minggu pukul 15.00 WIB. Namun sayang belum tersedia kamar operasi di sini, jadi pasien nantinya akan dirujuk ke RSU PKU Muhammadiyah Yogya.

Permata Bunda
Lokasi rumah sakit ini berdekatan dengan Puri Adisty, dokter kandungan yang praktek antara lain dr. Tri Joko, dr. Adib Muchtar, dan dr. Shofwal Widad. Untuk senam hamil dilaksanakan tiap hari Selasa dan Jumat (15.30 WIB) serta hari Rabu dan Sabtu (17.00 WIB). Tidak terlalu banyak kamar rawat inapnya di rumah sakit ini. Untuk ruang bersalin dan ruang operasi sudah tersedia di bangunan ini. Kesannya sih sepi karena ruang rawat inap yang tidak banyak. 

Bethesda Lempuyangwangi
Rumah sakit ini adalah tempat dimana aku dilahirkan 28 tahun yang lalu. Sepertinya ibuku ingin nostalgia neh sampai – sampai beliau mengajakku survey di tempat ini padahal letaknya masih di sebelah utaranya Klinik Khodijah....(jauh kali maa....LL). di tempat ini ruang bersalin dan raung operasi sudah tersedia, bahkan rawat inapnya pun sangat banyak, hanya saja nuansanya benar – benar seperti rumah sakit umum...dokter kandungan yang praktek adalah dr. Trianto, dr.Ririel, dan dr. Rahardjo. 

Happy Land
Ini adalah rumah sakit terakhir yang disurvey... happy land adalah rumah sakit yang tergolong baru di Yogya ini. Pelayanan bagus dan bangunannya pun sangat mewah. Untuk bagian kandungan ada di lantai 2 dan 4. Dokter kandungan di rumah sakit ini antara lain dr.Ova, dr.Rukmono, dr. Upik, dr. Detty, dr. Nuring, dr. Phyo, dr.Nurhadi dan dr.winarni. Pelayanan lain yang menunjang kehamilan sangat beragam ditawarkan di rumah sakit ini. Mulai dari senam hamil, hypnobirthing, USG 4D, dan juga beauty centre. Cukup variatif dan menyenangkan, tapi kok agak jauh ya dari rumah...?? LL....

Yah paling tidak ada beberapa pilihan rumah sakit, tinggal ikuti kata hati aja deh...”yang penting bisa lahir lancar, sehat dan selamat ya Nak...?”JJ





  







Wednesday 18 December 2013

Mitoni (Tujuh Bulanan), 18 Agustus 2012

Postingan kali ini masih membahas seputar kehamilan pertama saya yaitu tentang adat mitoni atau sering dibilang “tujuh bulanan” yang kebetulan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2012. Biasanya upacara adat ini dilakukan pada kehamilan anak pertama saja. Upacara adat mitoni ini tentu saja sebagai salah satu unsur kebudayaan Jawa khususnya, dan pelaksanaannya tidak lepas dari urutan atau tata cara yang memiliki makna tersendiri. Secara garis besar pelaksanaan mitoni yang saya lalui antara lain diawali dengan sungkeman, siraman, ganti busana, potong janur, brobosan, ngopeni susuh, makan, dan diakhiri dengan dodol dawet. Tentu saja tak lupa dilengkapi dengan ubo rampe dan dekorasinya..berikut ini adalah foto – foto pelaksanaan mitoni mulai dari ubo rampe & dekorasi, siraman, serta prosesi.





Adapun penjelasan dari masing – masing urutan saya sadur dari buku karangan Tjaroko HP Teguh Pranoto yang  berjudul “ Tata Upacara Adat Jawa” (tentunya disesuaikan dengan tata cara yang saya laksanakan – karena tidak semua urutan saya laksanakan), kurang lebih seperti tulisan di bawah ini.
Mitoni atau tujuh bulanan atau tingkeban adalah upacara adat Jawa yang dilakukan pada kehamilan pertama yang memasuki usia kehamilan tujuh bulan. Pada usia kehamilan tujuh bulan bayi sudah berada pada posisi yang siap lahir. Upacara mitoni diawali dengan siraman yang dilakukan di luar kamar mandi, dengan dihiasi janur kuning dan dilengkapi dengan kursi tanpa sandaran untuk duduknya si calon ibu ketika prosesi siraman berlangsung. Air yang digunakan berasal dari 7 sumur/sumber air dan dilengkapi dengan kembang setaman. Dua buah degan (kelapa gading muda) yang masing -  masing bergambar tokoh wayang dewi ratih dan kamajaya diletakkan pada bokor (tempat air untuk mandi). Gayung yang digunakan pada prosesi ini terbuat dari kelapa yang masih terdapat bathok kemudian dilubangi dan diberi gagang. Prosesi siraman ini diawali dengan sungkeman dari calon ibu kepada calon ayah dan calon kakek nenek. Kemudian dilanjutkan dengan siraman. Orang yang pertama kali melakukan siraman adalah calon kakek, diikuti oleh calon nenek, dan dilanjutkan oleh tujuh orang yang dituakan. Setalah siraman selesai dilanjutkan dengan wudlu, dan pecah kendi.
Acara berikutnya adalah ganti busono (ganti pakaian). Sambil menunggu persiapan acara ini, pengunjung diajak untuk memahami dan melihat semua sesaji yang digunakan. Mulai dari jajan pasar, buah-buahan, makanan dari tujuh macam kacang-kacangan, sampai dengan jenang yang dibentuk boneka laki – laki dan perampuan, buah labu kuning sebagai simbol perempuan dan buah bligo sebagai simbol laki – laki. Kembali ke acara ganti busono...acara ini adalah proses bergantinya pakaian yang dikenakan calon ibu sebanyak tujuh kali. Mulai dari kain jarik sido mukti (simbol yang paling tinggi) hingga akhirnya mengenakan kain lurik sebagai simbol andhap asor (rendah hati). Ketika proses pergantian baju mulai dari yang pertama hingga yang keenam, seluruh pengunjung yang hadir hendaknya menilai “tidak pantas” atas baju yang dikenakan calon ibu. Hingga tiba baju yang ketujuh (kain lurik) pengunjung baru diperbolehkan mengucapkan kata “pantas” dan baju lurik itulah yang selanjutnya dikenakan calon ibu hingga acara selesai.
Proses selanjutnya adalah calon ibu dipakaikan benang lawe yang berupa janur yang dilingkarkan di perut yang kemudian janur itu diputus oleh calon ayah dengan kerisnya. Setalah berhasil memotong benang lawe sang calon ayah langsung lari keluar rumah dengan sekencang – kencangnya. Hal ini dimaksudkan agar semua aral melintang bisa menjauh sehingga persalinan dapat berjalan lancar. Acara berikutnya adalah dimasukkannya kelapa gading yang sudah digambari Dewi Ratih dan Kamajaya ke dalam pakaian calon ibu melalui dada dan diturunkan ke bawah yang kemudian diterima oleh calon eyang dengan selendang yang dipakainya. Setelah kedua calon eyang menerima kelapa gading kemudian dibawa ke kamar tidur calon ibu. Kemudian serangkaian kain jarik yang tidak pantas dikenakan calon ibu dibawa masuk ke kamar oleh calon ibu dan calon ayah sebagai simbol dirawatnya si jabang bayi oleh kedua orangtuanya kelak.

Acara yang terakhir adalah dodol dawet dan rujak yang dilakukan oleh calon ibu dan calon ayah dan yang akan “membeli” adalah pengunjung yang mengikuti jalannya acara ini. Semua ini dilakukan dengan harapan agar kelak persalinan dapat berjalan lancar tanpa kendala apapun. Amiinn...