Thursday 13 June 2019

Ketika Mempunyai Kucing Cantik


Yuk cerita tentang kucing lagi…

Setelah datangnya Won Abon, total kucing yang ada di rumah saya adalah empat ekor. Yaitu Loreng alias Toteng alias Hoheng, Hyu, Be, dan Won Abon. Saya rasa cukup sudah keberadaan mereka di rumah ini. Hyu dan Hoheng sudah anteng di kandangnya masing-masing. Sedangkan Be pasti enggak bisa lepas dari Abon.

Namun pada suatu hari Ayahnya Asllan cerita bahwa ditawarin kucing ras warna putih solid. Tapi kucingnya sudah dewasa bahkan sudah dua kali beranak. Nah, berarti kucing betina dong…perlu biaya lagi untuk sterilnya.

Tawaran ayah tidak langsung saya setujui. Perlu pertimbangan matang untuk memutuskannya. Tapi dalam hati kecil saya ada keinginan besar untuk memiliki kucing ras. Hingga ayah memutuskan untuk mengajak saya melihat kucing itu terlebih dahulu. Setelah melihat maka keputusan ada di tangan saya.

Hingga pada hari minggu, 8 Juli 2018 saya, ayah dan Asllan berkunjung ke pemilik kucing. Begitu melihatnya saya langsung jatuh cinta. Kucing betina warna putih solid dan ekornya berbulu panjang seperti kemoceng. Syantikkkk….

Dan saya langsung menyetujui untuk memelihara kucing itu. Sudah resiko mengeluarkan biaya tambahan jika memeliharanya. Uang itu bisa dicari, namun jatuh cinta pada kucing cantik tidak terbendung lagi.

Ketika sampai di rumah, kucing cantik itu diberi nama “Mpok Ceceng”. Diambil dari kata kemoceng, dan disebut Mpok karena sudah beranak dua kali.
Ceceng ini ternyata tuli, matanya semi odd eyes. Tapi hal itu tidak mengurangi rasa sayang kami kepadanya. Asllan juga sangat senang bermain dengan ekornya.


Ceng…
Sehat-sehat terus ya…
Sekarang kamu tinggal di rumah kami…
Jangan sakit dan jangan hilang ya…
We luv u Ceceng…

Tuesday 11 June 2019

Sterilnya Abang Hyu (20 Mei 2018)


Satu-satunya kucing ganteng yang ada di rumah sepertinya mulai birahi. Setiap tempat selalu diendus lantas diberinya tanda dengan air seninya. Selain itu suara meongnya berubah jadi besar dan sering. Berisik deh pokoknya.

Awalnya saya dan suami mengira jika kucing jantan tidak perlu disteril. Tapi perkembangan yang seperti ini membuat kami berfikir ulang. Dan kami putuskan agar Hyu disteril.
Pada tanggal 20 Mei 2018 kami lakukan steril pada Hyu di petshop langganan kami yaitu Koneko petshop (Jl, Kemuning, Madiun).

Malam sebelumnya saya sudah membuat janji dengan Dokter Ari. Dan syaratnya adalah Hyu harus puasa minimal 8 jam sebelum tindakan steril.

Ketika sampai di petshop, Hyu lantas dibius terlebih dahulu. Tindakan dilakukan setelah Hyu benar-benar berada di bawah pengaruh obat bius. Kira-kira setelah setengah jam baru Hyu tidak sadar. Kalo tindakan sterilnya sih Cuma sekitar 15 menit saja.

Karena Hyu jantan, maka tindakan dilakukan dilakukan dengan cara mengambil testisnya. Sehingga nantinya skrotum Hyu menjadi lebih kecil dari semula karena sudah tidak berisi testis lagi.

Setelah tindakan selesai, Hyu diperbolehkan pulang. Ada dua obat yang harus diminumnya dan ada satu salep yang harus dioles di lukanya sampai mengering.

Begitu sampai di rumah, Hyu belum juga tersadar. Hingga dua jam kemudian barulah ada pergerakan dari Hyu. Perawatan Hyu setelah tindakan steril tidak seribet ketika Jenggo dan Hoheng steril. Dan juga Hyu adalah kucing yang mudah ketika dispuit untuk minum obat.
Dalam waktu lima hari, Hyu sudah benar-benar sehat seperti sedia kala. Yang lebih menyenangkan adalah Hyu sudah tidak pernah menandai wilayah dengan air seninya dan juga tidak pernah mengeong dengan keras.

Bahkan setelah steril nafsu makan Hyu menjadi bertambah yang membuat badannya juga semakin berotot…

Sehat-sehat Hyu ganteng…