Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan hernia pada anak? Apakah beda dengan hernia pada orang
dewasa? Tadinya saya tidak terlalu mempedulikannya. Lagipula tidak ada riwayat
hernia di keluarga saya. Hingga suatu ketika Asllan sedang dipijit oleh seorang
bidan dan seperti biasa Asllan pasti menangis kencang ketika dipijt. Namun hari
itu Asllan menangis yang lebih kencang dari biasanya. Dan itu menyebabkan
bagian atas skrotum kanannya membengkak. Bidan menyarankan agar saya konsultasikan
ke DSA (Dokter Spesialis Anak) atau dokter bedah anak sekalian. Karena
ditakutkan itu adalah hernia.
Sebelum
ke dokter saya menyempatkan diri untuk mencari informasi mengenai hernia baik
di dunia nyata maupun lewat dunia maya (terutama ikut grup room for children). Istilah Hernia secara umum adalah penonjolan melalui suatu
lubang (defek) di dinding rongga yang bersangkutan, dalam hal ini perut. Ternyata memang hernia itu
dibedakan antara hernia pada anak dan hernia pada orang dewasa. Hernia pada anak
dan bayi disebabkan oleh kelainan perkembangan janin di dalam rahim yaitu
lemahnya otot perut. Hernia pada anak ada antara lain hernia umbilikal (bodong)
dan hernia inguinalis. Ketika janin tumbuh dan
berkembang selama kehamilan, ada lubang kecil pada otot perut yang memungkinkan
tali pusat menghubungkan ibu ke bayi. Sebelum kelahiran, lubang cincin pada
otot perut itu menutup. Kadang-kadang, cincin itu tidak menutup sepenuhnya, dan
masih ada lubang kecil. Sebuah lengkung usus dapat bergerak ke dalam lubang di
antara otot perut itu dan menyebabkan hernia umbilikal (bodong). Namun biasanya
hernia umbilikal ini akan hilang ketika anak berusia 3 sd.5 tahun. Untuk melihat bagian – bagian
hernia dengan lebih jelas ada pada gambar berikut :
Sumber
gambar : dokumen hernia pada anak pada grup fb. Room for children.
Akhirnya
saya periksa ke DSA yang kemudian menyarankan periksa ke dokter bedah anak.
Pada saat itu umur Asllan masih 7 bulan. Saya ceritakan kronologisnya dan
Asllan diperiksa langsung oleh dokter bedah anak. Akan tetapi beliau belum bisa
memastikan apakah Asllan positif hernia atau tidak. Nanti pada saat umur satu
tahun atau kalau sudah bisa jalan baru bisa dipastikan itu hernia atau bukan.
Beliau juga menjelaskan bahwa saat berada di dalam rahim, janin laki-laki akan
mengalami perkembangan testis di dalam perut. Hingga tiba saat dia dilahirkan
testis tersebut akan turun menuju skrotum melalui daerah kanalis inguinalis
(saluran antara dinding perut bawah ke kantong kemaluan). Setelah lahir,
kanalis inguinalis ini akan tertutup untuk mencegah kembalinya testis ke perut.
Jika daerah ini tidak menutup sepenuhnya, sebuah
lengkung usus dapat masuk ke dalam kanalis inguinalis melalui area lemah
dinding perut bagian bawah, menyebabkan hernia.
Sepulang dari periksa saya
semakin semangat untuk mencari informasi mengenai hernia pada anak. Room for
children menjadi teman setia saya untuk mencari informasi sebanyak – banyaknya.
Ada satu informasi lagi bahwa hernia itu bisa dikatakan sebagai penyakit
turunan. Nah lo..!!! siapa neh yang pernah hernia? Setelah ditelusuri ternyata
almarhum bapak mertua memang pernah terkena hernia...ya sudahlah...
Cerita berlanjut...hernia atau
benjolan itu tidak pernah terlihat lagi semenjak periksa hingga ketika Asllan
berumur 16 bulan dan terkena Infeksi Saluran Kencing. Pada saat kencing Asllan
selau mengejan dan menangis, dan munculah lagi benjolan atau hernia itu. Saya
ingin mengingkari kenyataan itu namun saya teringat kata-kata dokter bedah
anak, “jika benjolan itu muncul lagi di usia 1tahun ke atas atau pada saat anak
sudah bisa jalan, maka bisa dipastikan itu hernia dan penanganannya dengan
operasi”...L LLLL. Namun beliau juga menjelaskan bahwa operasinya ringan,
terjadwal dan bisa pulang pada hari yang sama jika semua berjalan dengan
lancar.
Meski demikian hernia bisa
juga berbahaya ketika usus yang menonjol melalui hernia terjepit dan tidak bisa
didorong kembali dengan lembut ke dalam rongga perut. Ketika ini terjadi, bagian
dari usus itu dapat kehilangan suplai darah dan rusak. Pasokan darah yang baik
diperlukan agar usus sehat dan berfungsi dengan baik. Jika kondisi sudah seperti ini, maka operasi
harus dilakukan darurat.
Hernia Asllan muncul ketika dia menangis kencang atau pada
saat BAB. Namun masih bisa kembali dengan sendirinya. Hingga pada suatu malam
di Bulan Mei tahun 2013 Asllan tiba – tiba muntah sepanjang malam bahkan hingga
siang harinya namun badannya tidak panas. Dokter di klinik kantor suami tidak
bisa memastikan Asllan sakit apa. Asllan hanya diberi obat anti muntah saja. Sejujurnya
saya khawatir tentang kondisi Asllan. Saya takut jika kondisi yang Asllan alami
itu merupakan salah satu gejala hernia yang terjepit. Sebenarnya gejala yang dapat terlihat ketika hernia itu
mulai terjepit antara lain:
perubahan warna kemerahan pada hernia
muntah hijau atau feses
menangis atau rewel
demam.
Meskipun dari empat gejala tersebut Asllan
mengalami dua gejala yaitu muntah hijau dan rewel namun saya sudah sangat amat
terlalu khawatir. Saya membujuk suami untuk mengambil cuti dan memeriksakan
Asllan ke Jawa.
Hari Senin, 26 Mei 2014 kami periksakan Asllan
ke Dokter Bedah Anak di Yogyakarta, dan dinyatakan positif hernia inguinalis
kanan. Hari Jumat 30 Mei 2014 adalah jadwal operasi untuk Asllan. Namun sebelum
operasi dimulai, Asllan harus menjalani cek darah rutin di laboratorium untuk
melihat kesiapan fisik Asllan...Ya Allah, saat itu rasanya adalah sungguh berat
melihat Asllan harus diambil darahnya dan juga membayangkan bagaimana Asllan
ketika diinfus dan harus dioperasi. Namun tekat saya adalah saya ingin Asllan
sembuh total...
Rabu 28 Mei 2014, Asllan menjalani cek darah di
laboratorium dekat dengan rumah uti. Asllan tidak menyangka akan disuntik. Dia
tetap ceria bermain bersama ayahnya. Senang sekali melihat Asllan bersemangat
melihat mobil, motor berlalu lalang di depan laboratorium. Asllan juga senang
melihat ikan yang ada di aquarium laboratorium. Hingga tiba giliran Asallan
untuk diambil darahnya. Sungguh saya seperti akan pingsan! Kareana pada
dasarnya saya tidak suka jarum suntik, darah, rumah sakit, dan bagian medis
lainnya. Akan tetapi Asllan terus menerus memanggil “Ba...Ba...” (bunda). Teriakan
dan panggilan itu yang memaksaku untuk ikut masuk ke ruang tersebut dan tentu
saja bagik terasa lama sekali proses pengambilan darahnya...
Kamis 29 Mei 2014 kami mengambil hasil cek
darah Asllan, dan Alhamdulillah hasilnya normal dan Asllan siap untuk menjalani
operasi besok pagi. Pukul 21.00 WIB kami membawa Asllan ke rumah sakit untuk
persiapan operasi esok hari. Ketika sampai di rumah sakit Asllan segera diinfus.
Dan lagi – lagi saya terlalu takut untuk menemaninya. Hanya ayah Asllan dan
budhe Asllan yang masuk. Saya menunggu dengan penuh doa dan ketegangan. Dan
mendengar teriakan Asllan memanggil saya dengan “Ba...Ba...Ba..” sambil
menangis kencang membuat saya ikut menangis sedih. Saya hanya bisa menemaninya
dari luar ruangan, saya hanya bisa mendoakan dengan segala kepasrahan kepada
Allah SWT. Selesai diinfus Asllan harus puasa mulai pukul 00.00 karena operasi
dijadwalkan besok pagi pukul 06.00 WIB. Dan Asllan sangat rewel ketika melihat
‘tangan robotnya’ (tangan yang dibalut perban untuk infus). Dia juga sangat
ketakutan dan heran melihat botol infus yang tergantung di tiangnya. Bahkan
kasur harus diturunkan di lantai untuk membuat Asllan merasa terbiasa tidur di
rumah uti. Namun Asllan masih terus menangis terlebih ketika ‘puasanya’
dimulai. Akhirnya dokter membolehkan Asllan untuk nenen, dan berhentilah
tangisan Asllan dan langsung tertidur dalam pangkuan saya. Tepat pukul 03.00
WIB saya coba membaringkan Asllan di kasur dan Alhamdulillah Asllan bisa tidur.
Jumat 30 Mei 2014 pukul 05.00 WIB Asllan mulai
persiapan operasi. Mulai dari skin tes, dan juga ganti baju operasi. Yang
membuatku trenyuh adalah ketika diganti dengan baju operasi Asllan nurut tidak rewel
dan tidak menangis. Bahkan sambil menunggu dokter bedah anak datang, Asllan
masih bisa jalan – jalan sambil bermain daun dimasukkan ke kolam ikan.
‘maem...kan...maem..’ (maksudnya ikan dikasih makan daun)...J. Dokter Bedah Anak datang pukul 06.25 WIB dan
Asllan segera masuk kamar operasi dengan digendong Ayahnya. Seperti biasa saya
hanya menunggu di luar sambil terus berdoa tanpa henti dan dengan cucuran air
mata yang semakin deras...teriakan dan tangisan Asllan sungguh amat sangat
keras dan kencang sekali. Saya belum pernah mendengar Asllan menangis sekencang
ini. Ya Allah apakah sedemikian sakitnya yang Asllan rasakan? Tak lama kemudian
Ayah Asllan dan Budhe Asllan keluar dari kamar operasi dan memberi kabar bahwa
Asllan sudah mulai dioperasi. “Ya Allah...mudahkanlah operasi itu dan
lancarkanlah...selamatkan Asllan, sembuhkanlah Asllah Ya Allah...”. Empat puluh
menit telah berlalu, dan dokter bedah telah keluar dari kamar operasi dan
menyatakan operasi telah selesai dengan lancar dan selamat. Alhamdulillah.....”terima
kasih Ya Allah atas anugrah ini...” . Pukul 15.00 WIB perawat memberi tahu
bahwa menurut dokter, Asllan sudah diperbolehkan pulang. Akan tetapi saya
putuskan untuk pulang besok pagi saja.
Sabtu 31 Mei 2014 Alhamdulillah semalam Asllan
bisa tidur dengan nyenyak. Pagi ini pukul 09.00 WIB saya membawa Asllan
pulang ke rumah uti dengan dibekali obat
antibiotik, anti sakit, dan vitamin untuk Asllan. Ditentukan pula bahwa Asllan
harus kontrol besok Senin tanggal 2 Juni 2014 untuk diperiksa kondisi luka
pasca operasi.
Senin 2 Juni 2014 ayah Asllan sudah kembali ke
kalimantan karena sudah harus aktif bekerja. Terpaksa kontrol Asllan hari ini
hanya ditemani Budhe. Alhamdulillah luka pasca operasi sudah membaik, obat juga
sudah tidak perlu diminumkan lagi. Luka pasca operasi diganti dengan perban
yang baru dan dua hari lagi sudah diperbolehkan dilepas dan perawatannya diberi
salep setiap sehabis mandi sampai luka itu kering dan sembuh.
Alhamdulillah...meski dengan semua ketakutan,
ketidaktahuan dan kepasrahan diri akhirnya rangkaian operasi hernia untuk
Asllan dapat berjalan dengan lancar dan selamat. Semoga seterusnya Asllan bisa
sehat selalu...aamiinn...