Friday 10 February 2017

Panleukopenia (Distemper Pada Kucing)

Sebenarnya apa yang disebut dengan penyakit Panleu?
Kenapa sampai sebegitu ganasnya hingga tiga anak Jenggo mati semua?
Panleu atau panleukopenia sering disebut sebagai penyakit distemper pada kucing. Penyakit ini sebuah penyakit berbahaya bagi kucing karena tingkat kematiannya yang tinggi terutama untuk kitten (anak kucing) dibawah umur tujuh bulan. Meskipun tidak jarang juga kucing yang bisa selamat dari serangan panleu.
Penyakit panleu disebabkan oleh virus Feline Panleukopenia Virus yang tergolong dalam parvovirus. Virus ini dapat bertahan hingga satu tahun bahkan sampai bertahun-tahun pada lingkungan yang terkontaminasi. Virus juga dapat bertahan pada suhu ruang bahkan pada suhu yang lebih rendah.
Panleu dapat menyerang siapa saja tidak pandang bulu. Baik kucing dewasa maupun kitten dapat menjadi sasaran penyakit ini. Hanya saja serangan panleu pada kitten lebih berakibat fatal. Kitten dengan umur kurang dari tujuh bulan mempunyai daya tahan tubuh yang masih rendah. Hal itu yang menyebabkan kitten seringkali tidak mampu melawan ganasnya panleu.
Bagi kucing dewasa masih mempunyai harapan untuk sembuh meskipun banyak juga yang tidak sanggup bertahan. Kucing dewasa yang sudah pernah terjangkit penyakit panleu dan berhasil sembuh, akan mempunyai daya tahan yang lebih kuat apabila terjangkit lagi di kemudian hari.
Penularan panleu tergolong sangat cepat. Hal ini yang menyebabkan panleu diberi gelar penyakit berbahaya bagi kucing. Virus panleu masuk ke tubuh kucing melalui hidung dan mulut. Kemudian menyerang sel-sel yang aktif melakukan pembelahan seperti sumsum tulang belakang, pencernaan, getah bening dan sistem saraf.
Cara penularannya ada dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Penularan secara langsung melalui udara, kotoran (air kencing dan feces), sekresi (air ludah dan lendir), bahkan dari kutu kucing yang terinfeksi penyakit ini. Virus yang terdapat pada feces dari kucing yang terinfeksi penyakit mampu bertahan hidup selama enam bulan setelah kucing dianggap sembuh dan selesai penyembuhan.
Bagi induk kucing yang sedang hamil, virus panleu akan menyerang embrio. Hal ini menyebabkan lahir cacat, maupun kematian embrio, dan keguguran. Jika kitten lahir dari induk yang terinfeksi besar kemungkinan virus sudah ada di tubuhnya.
Penularan tidak langsung adalah dari alat-alat penunjangnya. Alat ini adalah alat yang digunakan untuk memelihara kucing. Yaitu kandang, tempat makan dan minum, handuk, kain, spuit (suntikan yang sudah dibuang jarumya), sisir, dan sebagainya. Selain dari alat penunjang, manusia sebagai pemilik juga menjadi perantara berpindahnya virus ke kucing lain.
Anda sebagai pemilik kucing harus mengetahui gejala yang muncul apabila kucing terkena panleu. Beberapa gejala umum yang sering timbul antara lain :

1. Nafsu makan menurun
Apabila nafsu makan menurun bisa dikatakan ada sesuatu yang berbeda pada kucing. Entah dia mulai merasakan sakit atau bahkan birahi. Sama seperti manusia, apabila mendapati badannya tidak sehat maka nafsu makannya akan berkurang. Sama seperti Ganang, dan Slewah yang gejala awalnya adalah nafsu makan berkurang. Lain halnya dengan Telon yang masih mau makan meski makan makanan basah dan harus menggunakan spuit untuk menyuapinya.

2. Lemah, lesu dan menyendiri
Karena nutrisi yang masuk ke tubuhnya berkurang maka tidak ada tenaga yang masuk. Jadilah si kucing menjadi lemah, dan lemas. Seringkali apabila merasakan sakit kucing akan menyendiri.
Hal ini dialami oleh Ganang. Dia tidak mau masuk ke dalam rumah, hanya menyendiri di halaman belakang. Duduk di samping litter box-nya. Posisi duduknya dengan kaki depan dan kaki belakang dilipat.

3. Demam
Deman ini bisa diketahui secara langsung oleh pemilik. Baik dengan rabaan tangan secara langsung maupun dengan menggunakan termometer digital yang dimasukkan ke anus kucing. Demam atau kenaikan suhu badan kucing adalah akibat dari perlawanan tubuh terhadap benda asing yang masuk (penyakit).
Ganang dan Slewah tidak sempat merasakan demam karena sudah keburu mati. Tapi untuk Telon sempat terasa bahwa suhu tubuhnya lebih tinggi daripada biasanya.

4. Muntah
Gejala berikutnya adalah muntah. Muntah di sini adalah muntah yang sebenarnya bukan karena hairball. Biasanya muntahan berwarna kuning dan sedikit encer.
Ini yang terjadi pada Ganang dan Slewah. Telon juga muntah tapi tidak sesering Ganang dan Slewah.

5. Diare
Selanjutnya adalah diare. Diare ini disebabkan oleh virus yang menyerang usus. Jika sudah parah akan ada darah di feces kucing yang terinfeksi virus.
Baik Ganang, Slewah maupun Telon tidak ada yang mengalami diare ini. Tapi tetap saja mereka semua tidak tertolong.

6. Dehidrasi
Dehidrasi sering dialami oleh kucing yang terjangkit penyakit panleu. Meskipun sering minum namun tetap saja mereka dehidrasi. Dehidrasi ini bisa diketahui dari hidung kucing yang terasa kering. Selain itu bisa dicek dari turgor kulit (kembalinya kulit ke posisi semula setelah ‘dicubit’). Dikatakan dehidrasi apabila turgor kulit lebih dari tiga detik.

Ketiga anak Jenggo tidak ada yang mengalami Dehidrasi. Turgor kulit masih bagus dan hidung juga tetap lembab.

Jangan sepelekan perubahan perilaku kucing di rumah. Apabila sudah mengalami perubahan perilaku, segera observasi secukupnya. Jangan sampai terlambat untuk membawanya ke dokter hewan. Karena dokter hewanlah yang akan memberikan diagnosa dan juga pengobatan yang sesuai. Beda sakit beda pula obatnya bukan?

Kucing yang terjangkit panleu biasanya akan diberikan obat anti muntah dan juga vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Selain itu dilakukan infus untuk terapi cairan. Hal ini sebagai pengobatan suportif mengingat penyebab dari panleu adalah virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus tidak ada obatnya.

Untuk pemberian makan dan minum harus mendapat perhatian lebih. Makanan yang diberikan lebih baik berupa wetfood (makanan basah). Hal ini untuk mempermudah makanan tersebut tertelan kucing. Pemberian minum jangan sampai terlambat. Ganti air minum kucing setiap harinya. Dan sekali lagi, pisahkan alat makan dan minum dari alat penunjang kucing yang sehat.

Pisahkan kucing sakit dari kucing lainnya. Jangan sampai kucing yang sehat melakukan kontak langsung dengan kucing yang sakit. Cuci tangan dan kaki kita dengan desinfektan apabila akan memegang kucing yang sehat. Jangan lupa bahwa pemilik juga merupakan agen pembawa virus.

Apa saja yang harus kita lakukan untuk mencegah kucing yang masih sehat terjangkit panleu?. Antara lain adalah :

1.  Vaksinasi
Vaksinasi adalah cara pencegahan yang paling utama. Kucing sudah bisa divaksin mulai umur dua bulan. Satu minggu sebelum vaksin pertama kucing harus diberi obat cacing terlebih dahulu. Vaksinasi diulang satu bulan setelah pemberian vaksin pertama. Vaksin berikutnya dilakukan satu tahun setelah pemberian vaksin kedua dan diulang setiap satu tahun sekali. 

2. Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihan adalah salah satu upaya yang paling mudah dilakukan. Baik kebersihan kucing itu sendiri dan juga kebersihan alat penunjangnya. Meskipun sudah sering dibersihkan ada baiknya menggunakan desinfektan khusus yang bisa dibeli di petshop terdekat. Selain itu bisa juga desinfektan yang berasal dari pemutih pakaian yang diencerkan dengan air.

3. Meningkatkan daya tahan tubuh
Pada musim hujan ada baiknya pemilik harus meningkatkan daya tahan tubuh kucing. Hal ini bisa dilakukan dengan pemberian vitamin dan makanan yang berkualitas. Berikan makanan yang sesuai dengan selera dan kebutuhan nutrisi kucing. Tentu saja kebutuhan nutrisi kitten berbeda dengan kucing dewasa

Panleukopenia memang penyakit yang berbahaya. Untuk itu lakukan pencegahan sesegera mungkin. Jangan lupa untuk memberikan pengobatan terbaik bagi hewan kesayangan kita.
Jika sudah memutuskan untuk memeliharanya, kita harus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi kelangsungan hidupnya.

No comments:

Post a Comment