Saturday 14 October 2017

Saat Kehilanganmu (Crimy)

Masih ingat dengan kisahnya blek di postingan saya sebelumnya? Kali ini saya akan menuliskan tentang Crimy, saudara kandungnya Blek yang saya adopsi. Awal pertemuan dengannya dimulai pada tanggal 4 Agustus 2016 silam.
Setelah blek saya sendirikan untuk persiapan saya bawa pulang, saya menemukan saudara kandungnya blek. Ada empat ekor selain Blek saat itu. Namun selain jatuh cinta pada Blek, saya juga tertarik dengan seekor lagi yang warna bulunya seperti coklat susu namun paling agresif, itulah Crimy.
Sama seperti cerita Blek, bahwa Crimy juga belum mahir minum sendiri. Jadilah Crimy juga minum susu dari dot kucing. Hanya saja crimy tidak terlalu mahir minum dari dot. Banyak susu tumpah dan bisa dipastikan Crimy lebih belepotan. Namun volume susu yang masuk ke perut Crimy pasti lebih banyak daripada yang masuk ke perut Blek.                                            
Semakin hari mereka semakin sehat. Perut juga semakin gembul. Tingkah polah mereka sungguh menghibur kami sekeluarga. Blek mempunyai naluri alami yang lebih bagus daripada Crimy. Crimy lebih penakut, selalu mencari Blek kalau sedikit saja Blek tidak terlihat di dekatnya.
Setelah satu bulan berada di rumah mulailah mereka mandi. Blek dan Crimy jadi semakin ganteng setelah mandi. Siapa yang tidak gemas melihat kegantengan mereka. Banyak orang bilang Crimy itu jantan tapi cantik, sedangkan Blek sangat bagus corak bulunya. Mata biru Crimy menjadikannya unik dan ganteng. Seperti kucing ‘bule’ kalau saya bilang.
Umur tiga bulan, saatnya mereka vaksin setelah minum obat cacing sebelumnya. Namun dari hasil pantauan BAB, Blek agak sedikit lembek. Jadilah Crimy terlebih dahulu yang mendapatkan vaksin pertama.
Dasar Crimy yang lebih manja, dia berontak ketika jarum suntik masuk tubuhnya. Begitu sampai di rumahpun dia cenderung lebih diam. Dan Crimy selalu mendekati Blek. Seakan tahu bahwa adikny habis vaksin, Blek setia menemani Crimy. Blek berbaring di samping Crimy dan tidak mengajak mainan.
Bisa dikatakan Crimy adalah kucing yang sehat. Aktif dan gesit berlarian serta bermain dengan saudaranya. Satu hal yang paling saya rindukan dari Crimy adalah pose ulat atau kalau saya bilang itu pose ‘ndlosor’. Selama saya memelihara kucing dari sekolah dasar sampai saya sudah memiliki anak baru Crimy yang sering berpose seperti itu. Terkadang setelah bermain mengejar cicak atau bekejaran dengan Blek dengan tiba-tiba dia ndlosor. Wah, saya dan suami lansung terbahak-bahak mellihat tingkahnya.
Crimy tergolong kucing yang mendapatkan vaksin tepat waktu. Setelah mendapat vaksin yang pertama, Crimy mendapatkan vaksin kedua selang satu bulan kemudian. Setiap hari sangat terlihat pertumbuhan Crimy yang semakin semok. Bagaimana tidak berat badan Crimy sudah 4 kg ketika mendapat vaksin keduanya.
Setelah Blek mati tanggal 5 Januari 2017, saya menjadi lebih protektif terhadap Crimy. Saya rutinkan pemberian vitamin kepadanya. Saya larang Crimy keluar rumah. Saya ingin Crimy panjang umur karena dengan melihat Crimy saya selalu ingat Blek.
Saya gak tau, apa memang kebetulan atau karena saudara kandung atau memang ada fasenya kucing senang bermain di atas motor. Mendiang Blek sangat senang bermain di motor suami. Pada saat itu Crimy hanya melihat dan kalaupun mau naik motor hanya duduk manis di motor saya. Tidak mainan seperti Blek. Namun setelah Blek mati, Crimy mulai naik motor suami untuk pertama kalinya yaitu tanggal 7 Januari 2017. Dua hari setelah kematian Blek, Crimy melakukan hal yang sama. Bagaimana saya tidak meneteskan air mata melihat semua itu? Saya langsung ingat Blek, dan saya juga terharu melihat tingkah polah Crimy yang sama persis seperti Blek.
Crimy main di motor suami tidak sendiri. Dia lebih sering main sama Asllan. Ketika asllan naik di tangki motor suami, Crimy juga ikut naek. Seolah-oleh dibonceng Asllan. Jadi sekarang temannya Crimy adalah loreng, dan Asllan. Karena Jenggo sudah mulai tidak bersemangat untuk mainan (mungkin masih sedih ditinggal mati ketiga anaknya).
Tidak ada yang aneh sebenarnya, hanya saja mulai Bulan Februari 2017 Crimy mulai tidak menghabiskan makanannya. Saya mulai takut apa yang akan terjadi. Saya takut Crimy terkena FIP sama seperti Blek mengingat mereka adalah saudara kandung. Namun, saya tepis semua itu. Saya tidak mau berfikir negatif.
Hingga pada suatu sore selepas sholat Maghrib saya melihat Crimy jalan dengan perlahan namun menabrak pintu. Hey! Sungguh aneh! Apakah Crimy tidak bisa melihat pintu itu? Padahal Crimy sudah hampir enam bulan tinggal bersama kami di rumah ini. Apakah Crimy buta? Tapi apa penyebabnya? Bukankah sampai dengan lima menit yang lalu masih sehat? Tak membuang waktu, saya langsung membawa Crimy ke dokter hewan langganan. Saat itu diagnosanya adalah clamydia. Saya pastikan bertanya kepada dokter apakah Crimy juga terkena FIP, dan jawaban dari dokter adalah ‘tidak’.
Satu minggu telah berlalu, namun kondisi Crimy tetap tidak ada perubahan. Bahkan yang terlihat adalah bola mata Crimy seperti selalu melotot dengan pupil mata yang membesar seperti saat  melihat gelap, namun ini terlalu lebar. Jika pupil matanya kembali normal, Crimy bisa melihat lagi dengan normal. Saya mencoba konsultasi dengan dokter hewan yang lain yaitu teman SMA saya. Dari beliau saya mendapat info bisa juga Crimy terkena FIP mengingat Crimy adalah saudara kandung Blek. Saya ingin tepis kemungkinan tersebut.
Saya berusaha maksimal membawa Crimy kontrol ketika obatnya habis. Dan dokter mulai curiga akan kemungkinan FIP. Saya pun lemas mendengar kata-kata dokter. Saya dan suami memutuskan untuk merawat Crimy di rumah. Dengan semua kasih sayang yang tercurah, kami harap Crimy bisa sembuh.
Namun apa yang saya temui? Ternyata kondisi Crimy semakin menurun. Badannya mulai terlihat kurus meski suami telah merutinkan vitamin untuknya. Bahkan semakin lama Crimy seperti tidak mau makan makanan keringnya sama sekali. Saya memberi ide kepada suami untuk mengganti makanan Crimy dengan ayam kukus. Pada awalnya Crimy mau lahap, namun itu hanya bertahan tiga hari saja. Selebihnya ayam kukus tersebut tidak disentuhnya sama sekali.
Tak kurang akal akhirnya suami memberi makan wetfood cincang dengan harapan dapat mengembalikan nafsu makannya Crimy. Namun ternyata sama saja, bahkan lebih parahnya hanya satu kali saja Crimy mau mencicipnya. Yang terakhir adalah suami memberi wetfood Royal Canin yang recovery. Memang ada sedikit kemajuan. Crimy mau menghampiri piring makannya. Lumayan lega saya saat itu.  Meski mata biru Crimy telah memudar, namun nafsu makan Crimy terhadap recovery bertahan lebih dari tiga hari.
Bulan Maret 2017 saya akhirnya mendapatkan SK mutasi kembali ke kota Madiun lagi. Betapa bahagianya saya, bisa kembali mendampingi suami dan anak dan bisa melihat perkembangan anabul terutama Crimy.
Ya Allah, sungguh saya gak tega melihat kondisi Crimy saat ini. Semakin terlihat kurus, dekil dan lemah. Sangat jauh berbeda dari Crimy yang dulu pernah membuat saya kagum. Saya selalu meneteskan air mata ketika melihat Crimy. Saya belai dia dan saya sampaikan bahwa saya dan keluarga sayang dan sangat sayang padanya. Saya ingin dia sembuh.
Namun ternyata memasuki Bulan April 2017, Crimy mulai tidak menyentuh recovery-nya. Terpaksa suami saya memasukkan makanannya melalui spuit. Begitu terus dalam tiap kali makannya. Meski gak tega tapi itu yang terbaik daripada tidak ada nutrisi yang masuk sama sekali ke perutnya. Sedih memang! Bahkan sangat sedih!
Hingga akhirnya mulai tanggal 19 April 2017 Crimy tidak mau makan sama sekali. Meski sudah melalui spuit namun sepertinya Crimy sudah tidak bisa menelannya. Semua makanan yang sudah masuk ke mulutnya perlahan-lahan keluar kembali. Meski begitu parahnya kondisi Crimy namun perut Crimy biasa saja bahkan cenderung cekung karena kurang nutrisi. Tidak seperti Blek yang mati dengan perut besar penuh cairan. Mungkin tipe FIP yang diderita Crimy adalah FIP kering.
Sepanjang mulai makan dengan menggunakan spuit Crimy tidak mau masuk ke ruang keluarga. Dia hanya berdiam diri di lorong jemuran. Makan, minum, dan tidur dia lakukan di tempat itu. Hanya buang air kecil dan besar masih bisa dilakukannya di litter box. Feses dan air kencing Crimy adalah normal.
Hingga tibalah hari tersebut yaitu tanggal 21 April 2017. Pulang kerja saya temui Crimy di lorong. Saya sapa dia, dan dia hanya diam saja tidak menjawab. Namun terlihat jelas bahwa mata crimy sudah mulai muncul selaputnya.
Saya kembali ke ruang keluarga bersama suami, dan Asllan serta loreng. Tak lama berselang kurang lebih setengah jam kemudian Crimy mengeong. Kami bengong karena sejak sakit suara itu tidak pernah terdengar lagi. Kami bertiga berbondong-bondong ke lorong untuk melihat Crimy.
Begitu sampai di lorong kami tercengang karena Crimy mengeong dengan sering dan sangat gelisah kesana kemari. Crimy berbelit di kaki saya, suami dan juga Asllan. Kami bingung karena tidak tahu apa yang membuatnya gelisah. Saya elus Crimy namun selalu berpindah ke suami dan Asllan bergantian, pokoknya mengelilingi kami bertiga. Hingga akhirnya terjadi perubahan suara Crimy menjadi lebih besar dan lebih berat, dan gerakan yang semakin tidak beraturan. Hingga Crimy menabrak suami, menabrak dinding, dan saat inilah kami sadar bahwa Crimy sedang sakratul maut. Air mata saya terjun bebas tak terbendung. Asllan terdiam bengong sambil memeluk saya untuk menenangkan saya. Suami berusaha memegang Crimy untuk mengelus dengan maksud bisa mengurangi rasa sakitnya. Namun Crimy berontak dan tidak mau dipegang. Hingga akhirnya suami menyuruh saya untuk mengikhlaskan Crimy. Asllan juga diperintah berdoa untuk Crimy. Selama Asllan membaca Al-Fatihah, saya berusaha berdamai dengan hati untuk bisa mengikhlaskan Crimy. Saya sampaikan ke Crimy bahwa saya dan keluarga sangat sayang Crimy. Kami berterima kasih padanya karena dengan kehadiran Crimy membuat hiburan yang berbeda dalam keluarga kami. Saya minta maaf kepada Crimy atas semua kekurangan sehingga tidak bisa merawatnya lebih lama. Tepat setelah Asllan selesai membaca Al Fatihah, Crimy bersuara panjang dan kejang. Hingga akhirnya dia jatuh mepet dinding sebelah utara. Perlahan namun pasti nafasnya menghilang. Dan Crimy telah pergi disaksikan kami sekeluarga pada pukul 19.45 WIB.
Keesokannya suami menguburkan Crimy dekat dekat ketiga anak jenggo. Kuburan mereka masih berada di daerah latihan trail Bengawan Madiun.
Selamat jalan Crimy alias Crimo (panggilan sayang dari Bunda) alias Ketipo (panggilan sayang dari Kak Asllan)
Kamu adalah kucing jantan yang ganteng sekaligus cantik...
Dengan semua keunikanmu membuat kami menyayangimu...
Maafkan kami tidak bisa memeliharamu lebih lama lagi...
Bermainlah bersama kakak Blek...

We luv u Crimy..