Sunday 28 May 2017

Puasa Ketika Hamil? Siapa Takut? Ini Dia Tipsnya

Hamil merupakan salah satu anugrah yang pasti dinantikan oleh setiap pasangan suami istri. Namun ketika kehamilan tersebut berlangsung di Bulan Ramadhan, akankah ibu hamil tetap bisa berpuasa?

Ibu hamil memang mendapatkan keringanan untuk tidak berpuasa, namun tetap harus menggantinya. Kondisi setiap ibu hamil berbeda-beda. Jadi yang bisa menentukan apakah boleh berpuasa atau tidak adalah dokter dan ibu hamil itu sendiri.

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memutuskan akan berpuasa atau tidak antara lain sebagai berikut :
1.        Usia kehamilan
Kehamilan trimester pertama adalah usia yang paling rawan. Pada usia ini terjadi perubahan hormon yang menyebabkan ibu hamil harus beradaptasi. Hal ini membuat ibu hamil sering mengalami lemas, mual, muntah, serta pusing.
Kehamilan trimester kedua adalah usia yang paling aman untuk berpuasa. Janin sudah terbentuk dengan kuat dan ibu hamil sudah terbiasa dengan kondisinya.
Kehamilan trimester ketiga adalah usia yang bisa dikatakan rawan. Karena ibu sudah mulai merasa mudah lelah, berat badan melonjak naik, sering buang air kecil, serta sakit pinggang.
2.        Kondisi ibu hamil
Masing-masing ibu hamil memiliki kondisi yang berbeda. Kenali kondisi Anda dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Sehingga dokter atau petugas medis bisa mengetahui kondisi Anda dan merekomendasikan berpuasa atau tidak. Beberapa kondisi ibu hamil yang dilarang berpuasa adalah :
-          Kencing manis
-          Hipertensi/tekanan darah tinggi (baik bawaan maupun karena kehamilan)
-          Dehidrasi (kekurangan cairan)
-          Gangguan sistem pencernaan

Apabila ibu hamil memutuskan berpuasa, berikut adalah 5 tipsnya agar puasa tetap lancar:
1.        Cukup asupan gizi dan cairan
Gizi yang cukup harus dipenuhi oleh ibu hamil. Makanlah dengan gizi seimbang sebanyak tiga kali sehari pada saat berbuka, setelah tarawih, serta pada saat sahur. Pastikan menu yang dikonsumsi mengandung, karbohidrat, protein, lemak serta serat. Selain itu kecukupan cairan juga harus terpenuhi baik dari air putih, susu, jus buah atau sayuran.
2.        Istirahat cukup
Aturlah waktu sebaik mungkin, agar Bunda bisa beristirahat dengan cukup. Jangan samapai terlallu lelah ya, Bun. Sebab hal ini bisa berakibat buruk pada janin.
3.        Perhatikan kondisi ibu
Kondisi ibu hamil harus diperhatikan dengan seksama. Jika terjadi beberapa hal seperti di bawah, Bunda sebaiknya segera membatalkan puasa :
-          Lemas, haus, dan pusing berlebihan
-          Keluar keringat dingin
-          Terjadi penurunan berat badan ibu
-          Terjadi perdarahan
4.        Periksa kehamilan
Pemeriksaan kehamilan harus secara rutin dilakukan baik ibu dalam kondisi berpuasa maupun tidak. Hal ini untuk mengetahui perkembangan janin. Apabila kondisi janin dapat beradaptasi, puasa bisa dilanjutkan. Namun sebaiknya tunda puasa apabila terjadi masalah pada perkembangan janin.


Selamat berpuasa! Semoga janin dan ibu tetap dalam kondisi sehat sampai persalinan.

Lima Tips Menyusui di Bulan Puasa

Khawatir lemas dan ASI berkurang jika berpuasa? Kekhawatiran tersebut pasti muncul bagi ibu menyusui. Nah, tidak perlu risau akan hal itu, tulisan ini akan menjelaskannya.

Ibu menyusui sebenarnya tetap diwajibkan untuk berpuasa di Bulan Ramadhan. Hanya saja mendapat kemudahan untuk tidak berpuasa, namun tetap harus membayarnya kelak. Ingat bahwa ASI adalah hak anak dan puasa adalah ibadah. Harus dicermati dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan keduanya.

Keputusan untuk berpuasa maupun tidak bagi ibu menyusui, membutuhkan pertimbangan khusus. Yang pertama adalah dengan konsultasi ke dokter. Dokter akan memeriksa kondisi ibu menyusui dan kecukupan gizinya. Selanjutnya dokter akan mengizinkan berpuasa atau tidak.

Pertimbangan berikutnya adalah usia bayi. Bayi yang masih berada pada fase ASI eksklusif (0-6 bln) belum mendapatkan tambahan makanan. Pada dua bulan pertama adalah fase penyesuaian baik bagi bayi maupun ibu untuk menemukan pola menyusui yang nyaman. Selain itu, bayi akan sering mengalami percepatan pertumbuhan yang membutuhkan ASI lebih banyak. Hal ini juga menjadi pertimbangan dalam memutuskan berpuasa atau tidak.

Apabila ibu menyusui memutuskan berpuasa, berikut adalah lima tips agar ASI tetap lancar:
1.         Berpikir positif
Ibu menyusui harus selalu berpikir positif dan dalam kondisi yang nyaman agar produksi ASI tetap terjaga. Yakinlah bahwa ASI cukup meski berpuasa. Ingatlah bahwa prinsip produksi ASI adalah on demand (sesuai permintaan). Semakin sering pengosongan payudara semakin banyak produksi ASI. Jadi tetaplah rutin menyusui langsung maupun memerah ASI.
2.        Cukup asupan gizi dan cairan
Gizi ibu menyusui yang sedang berpuasa tidak boleh kurang. Tetap makan besar dengan gizi lengkap dan seimbang sebanyak tiga kali yaitu saat berbuka, setelah sholat tarawih dan ketika sahur. Karbohidrat, protein, lemak dan serat harus selalu ada pada setiap menu makan, lho, Bun. Selain itu, Bunda sebaiknya memperbanyak konsumsi cairan baik air putih, susu, jus buah atau sayuran.
3.        Istirahat cukup
Bunda harus istirahat yang cukup dan jangan terlalu capek. Istirahat yang cukup akan meningkatkan produksi ASI. Selain itu badan terasa bugar dan tetap bisa beraktivitas bersama bayi.
4.        Perhatikan kondisi bayi
Kondisi bayi harus diperhatikan. Jika bayi menunjukkan gejala seperti berikut, segera hentikan puasa :
-          Frekuensi buang air kecil bayi kurang dari enam kali dalam 24 jam
-          Warna urine bayi mulai pekat
-        Bayi mengalami gejala dehidrasi seperti bibir kering, kulit tidak lentur, lemas, dan sebagainya
-          Bayi rewel dan gelisah
-          Bayi diare atau demam
5.        Perhatikan kondisi ibu menyusui
Jika Bunda mengalami gejala seperti berikut, jangan paksakan! Segera hentikan puasa, ya, Bun :
-          Merasa pusing dan berkunang-kunang meskipun setelah istirahat
-          Merasa sangat haus terutama setelah menyusui atau memerah ASI
-          Urine berwarna pekat dengan bau yang sangat tajam
Semoga tidak risau lagi untuk menentukan apakah akan menjalankan puasa atau tidak. Dan sekali lagi, jangan memaksakan diri. Ingat bahwa ibu menyusui, mendapat keringanan.

Selamat berpuasa!

Menu Sehat Ibu Hamil dan Menyusui Ketika Berpuasa

Ketika ibu hamil dan menyusui memilih untuk tetap berpuasa, perhatian selanjutnya adalah pilihan menu. Menu harus dipilih dengan cermat agar tetap bisa berpuasa dengan lancar. Kecukupan gizi seimbang menjadi kriteria yang wajib dipenuhi.

Gizi seimbang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dan menyusui. Apa saja yang harus ada untuk mencapainya? Dalam setiap kali makan harus terdapat kriteria seperti di bawah ini :
1.        Karbohidrat kompleks
Karbohidrat diperlukan sebagai cadangan energi selama berpuasa. Alangkah lebih baik jika Bunda mengkonsumsi karbohidrat kompleks. Karbohidrat ini membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna. Sehingga rasa lapar akan datang terlambat.
Beberapa contoh karbohidrat kompleks adalah : beras merah, gandum, dan oat.
2.        Protein tinggi
Janin membutuhkan protein dalam jumlah besar untuk perkembangannya. Oleh karena itu, Bunda harus mengkonsumsi protein dalam jumlah tinggi. Protein hewani dan nabati sangat dianjurkan untuk dikonsumsi.
Protein hewani banyak terdapat pada susu, keju, telur, ikan salmon, dan daging. Sedangkan protein nabati banyak terdapat pada kacang-kacangan. Protein nabati bisa juga dipilih sebagai salah satu camilan sehat.
3.        Serat tinggi
Ibu hamil sering terkena konstipasi. Untuk mencegahnya, serta memperlancar pencernaan, sebaiknya Bunda mengkonsumsi serat tinggi. Serat tinggi banyak terdapat pada sayuran hijau dan buah.
4.        Lemak sehat
Lemak sehat adalah lemak yang tidak jenuh. Lemak ini berfungsi untuk pertumbuhan janin terutama pada perkembangan otaknya. Oleh karena itu, lemak sehat harus selalu ada dalam menu sehari-hari.
Lemak jenuh terdapat pada alpukat, minyak zaitun, serta ikan salmon.
5.        Cairan/minuman
Cairan dibutuhkan tubuh agar tidak dehidrasi. Untuk memenuhi kebutuhan cairan,  sebaiknya Bunda mengkonsumsi dari air putih, susu, jus buah atau sayuran.

Setelah mengetahui menu gizi seimbang, kini saatnya mengetahui beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan ketika berbuka dan sahur, antara lain :
1.        Konsumsi garam berlebih
Garam berakibat meningkatkan kebutuhan air dan meningkatkan resiko dehidrasi. Hal ini menyebabkan badan terasa lemas.
2.        Konsumsi santan dan pedas
Makanan dengan santan berlebihan mengandung lemak jenuh yang banyak sehingga menjadi tidak sehat. Makanan yang pedas menyebabkan pencernaan terluka karena pada saat puasa sistem pencernaan menjadi lebih sensitif.
3.        Menggoreng masakan dengan minyak sawit atau minyak sayur
Minyak sawit dan minyak sayur mengakibatkan kenaikan lemak jenuh. Apabila lemak jenuh tinggi menyebabkan kolesterol. Jika ingin menggoreng, Bunda sebaiknya menggunakan minyak zaitun.
4.        Konsumsi minuman berkafein
Minuman berkafein mengakibatkan sering buang air kecil. Sebaiknya Bunda menghindari kopi, teh, dan cokelat, ya.


Dengan terpenuhinya kandungan gizi seimbang serta menghindari hal yang tidak baik, pastinya ibu hamil dan menyusui dapat berpuasa dengan lancar. Selamat berpuasa!

Lima Cara Mengenalkan Puasa pada Balita

“Bunda, kenapa tidak makan sejak tadi? Ini sudah siang, loh

Siapa yang baru saja mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Si Kecil? Tentunya merupakan sebuah pertanyaan yang tidak diduga sebelumnya, bukan? Pertanyaan yang muncul dari seorang anak balita namun kita sebagai orangtua bingung akan menjawab seperti apa.

Balita memang belum diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa. Tapi tidak ada salahnya orangtua mulai mengenalkan apa arti puasa kepadanya. Tentu saja dengan bahasa dan batasan yang mudah diterima oleh balita.
Berikut tahapan mengenalkan puasa sesuai perkembangan usia :
1.        Usia di bawah tiga tahun (batita)
Fase batita adalah kongkrit atau nyata. Dia mudah melihat dan meniru namun masih sulit untuk membayangkan sesuatu yang abstrak.
Mengenalkan puasa pada batita cukup dengan kalimat sederhana saja. Misalnya : “Bunda sholat tarawih dulu ya, Nak.” Atau ketika Si Kecil terbangun dan mendapati orangtua sedang sahur maka sampaikan padanya “Ayah dan Bunda sedang sahur.”
Membaca cerita tentang puasa juga bisa dilakukan agar batita mengerti bahwa tidak hanya Ayah Bundanya saja yang berpuasa.
2.        Usia 3-5 tahun (balita)
Usia balita sudah mulai mengerti bahwa puasa adalah tidak makan dan minum sampai adzan maghrib. Bahkan usia ini sudah bisa dilatih berpuasa dengan batas waktu tertentu.

Perkenalan balita terhadap ibadah puasa kelak akan mempengaruhi dalam pelaksanaan puasa yang sesungguhnya. Sebagai orangtua tentu saja harus memperkenalkan puasa dengan benar sejak dini. Lima cara mengenalkan puasa pada balita adalah sebagai berikut :
1.        Suasana nyaman
Balita sangat senang dengan suasana yang nyaman. Orangtua harus bisa menciptakannya ketika berpuasa. Jelaskan bahwa kenyamanan adalah hadiah dari Allah karena menjalankan ibadah puasa. Jika balita merasa nyaman maka tidak merasa ada paksaan ketika menjalankan puasa.
2.        Latihan bertahap
Balita sudah bisa dilatih berpuasa secara bertahap. Mulai ajari tidak makan dan minum selama tiga jam atau sesuai kesepakatan. Kemudian tambahkan satu jam lagi jika dirasa anak sudah mampu menjalankannya.
3.        Hargai proses
Selalu hargai proses yang dialami balita. Jika balita sudah berbuka sebelum waktu yang telah disepakati tetap hargai usahanya. Selalu beri semangat agar Si Kecil berusaha lebih baik lagi.
4.        Jadi teladan
Orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anaknya. Tunjukkan bahwa tidak ada yang berbeda meskipun kita berpuasa. Bahkan ada sesuatu hal yang harus dilakukan lebih. Contohnya : sholat tarawih, tadarus Al-Quran, berbagi dengan yang membutuhkan dan sebagainya.
5.        Awasi kesehatan anak
Balita masih berada pada fase tumbuh dan berkembang. Tentu saja membutuhkan nutrisi yang cukup. Oleh karena itu pastikan bahwa nilai gizi seimbang selalu diberikan ketika berbuka maupun sahur. Jika terjadi penurunan kesehatan pada anak, latihan puasa bisa dilanjutkan beberapa waktu kemudian bahkan tahun depan.


Nah, semoga balita kesayangan sudah siap untuk latihan berpuasa, ya!

Segarnya Kurma Ketika Berbuka

Makan kurma ketika berbuka? Sudah biasa dan mungkin menjadi kebiasaan, bukan? Ingin lebih menikmati kesegaran kurma? Cobalah dengan membuat rendaman kurma atau jus kurma.

Rendaman kurma adalah minuman kegemaran Rasulullah. Tidak perlu membayangkan sebuah minuman kuno yang hanya ada pada jaman Rasul.  Masih ingat dengan infussed water yang menjadi booming akhir-akhir ini? Nah, rendaman kurma adalah infussed water berbahan buah kurma.

Cara membuat rendaman kurma sangat mudah dan praktis:
1.        Ambil 5 atau 7 butir kurma sesuai selera (semakin banyak semakin manis) tanpa biji
2.        Tambahkan 200 ml air matang (semakin sedikit air semakin manis)
3.        Tutup rapat
4.        Simpan minimal delapan jam pada kondisi ruang
5.        Setelah itu, air siap diminum. Buah kurma yang sudah empuk juga bisa dikonsumsi
6.     Apabila masih ada sisa, bisa disimpan dalam almari es (wadah tertutup rapat). Lama penyimpanan maksimal dua hari
7.        Jangan dikonsumsi apabila waktu simpan melebihi dua hari karena akan terjadi fermentasi.

Berbeda dengan rendaman kurma, jus kurma adalah minuman segar berbahan kurma dan madu. Tentunya sudah tidak asing dengan minuman ini, bukan? Pembuatan jus kurma tidak kalah praktisnya dengan rendaman kurma. 
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
1.        Siapkan 8 butir kurma atau sesuai selera, pisahkan dari bijinya.
2.    Tambahkan 200 ml air matang dan 1 sendok makan madu (tambahkan madu jika ingin lebih manis).
3.        Blender kurma (tanpa biji), madu, dan air hingga halus
4.        Tambahkan es batu sesuai selera. Es batu bisa juga ikut diblender bersama kurma dan madu
5.        Jus kurma siap dinikmati

Dua resep tersebut adalah cara menikmati segarnya kurma tanpa campuran bahan lain. Sehingga rasa asli dari kurma dapat kita temui. Kurma menjadi salah satu buah andalan ketika berpuasa karena mengandung energi dan karbohidrat yang tinggi. Sehingga bisa memberi dan memulihkan tenaga.


Mengingat cara pembuatan yang praktis dan mudah, tentu saja resep rendaman kurma dan jus kurma layak menjadi pilihan favorit ketika berbuka, bukan?