Saturday 30 January 2021

Bubur sumsum

Siapa yang gak kenal dengan bubur sumsum? Makanan tradisional yang sudah nasional. Bubur yang gurih, lembut, dipadukan dengan kuah manis dari gula merah menjadikannya sebagai kudapan favorit. Ternyata membuatnya sangat gampang. Ini resepnya


Bubur sumsum lembut

Bahan :

100 gr tepung beras

1 liter santan

1,5 sdt garam

Sejumput vanili

 

Cara membuat :

  • Tepung beras, garam, dan vanili dilarutkan dengan sedikit santan
  • Aduk rata hingga tidak ada yang bergerindil
  • Masak di atas api sambil terus diaduk hingga matang dan meletup-letup
  • Setelah meletup-letup teruskan aduk selama 5 menit baru matikan kompor
  • Bubur sumsum siap dihidangkan.

 

untuk lebih jelasnya, silakan klik link berikut ini (video cara membuat bubur sumsum) 

bubur sumsum

Selamat mencoba!

Saturday 23 January 2021

Menanamkan Rasa Syukur dan Empati Pada Anak

     Sebagai orangtua, pastinya kita menginginkan anak memiliki rasa peduli terhadap sekitarnya, bukan? Rasa peduli itu dapat diwujudkan dalam rasa syukur dan empati. Nah, postingan kali ini saya akan bercerita bagaimana cara menanamkan rasa tersebut pada diri Asllan.

    Asllan sekarang sudah umur delapan tahun, kelas 2 SD. Sudah saatnya dia memiliki rasa peduli terhadap sekitarnya. Secara, sekarang ini rasa peduli tersebut mulai luntur pada zaman yang serba digital. Hingga terbersit ide dari ayah untuk mengajak Asllan ikut dalam kegiatan amal.

    Kegiatan amal yang paling simpel adalah bersedekah ke panti asuhan. Sebenarnya kegiatan seperti ini gak asing untuk Asllan. Karena di masa toddler hingga TK B, kegiatan amal rutin dilakukan sebagai salah satu kegiatan sekolahnya Asllan. Nah, kali ini kami akan melakukan amal tapi secara pribadi alias keluarga saja.

    Panti asuhan yang kami pilih adalah Yayasan Bananul Amanah yang berlokasi di Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun. Lokasi yang cukup terjangkau dari rumah kami. Apakah kami pernah berkunjung sebelumnya? Belum. Kami hanya bermodalkan googling panti asuhan atau SLB di Madiun.

    



Akhirnya tepat pada tanggal 1 Januari 2021 kami mengunjungi SLB Banjarsari Wetan, Yayasan Bananul Amanah. Yang pertama kami tuju adalah asramanya. Kebetulan pada saat kami ke sana, anak-anak penghuni asrama banyak yang sedang melakukan kegiatan di serambi. Sungguh trenyuh ketika kedatangan kami disambut mereka dengan semua “keistiewaan” yang dimilikinya.

    Asllan sempat terbengong melihat mereka. Namun saya menjelaskan bahwa mereka adalah teman-teman Asllan meski dengan kondisi “istimewa”. Asllan juga terlihat sedih, mendengar cerita salah satu pengasuhnya bahwa anak-anak tersebut banyak yang sudah yatim piatu. Asllan langsung memeluk saya, dan bilang “kita bantu mereka ya, bun”

    Dalam perjalanan pulang kami melewati bangunan sekolah, dimana mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dan di ujung jalan itu terdapat workshop hasil karya mereka yang memiliki keistimewaan tuna rungu maupun tuna netra. Banyak sekali hasil karya yang dipamerkan. Mulai dari mukena, gamis, kain batik, masker, dan sebagainya.



    Hasil karya mereka selain dipasarkan di workshop tersebut juga dapat ditemui di mal pelayanan publik kabupaten madiun. Selain itu mereka memasarkannya lewat media sosial seperti Instagram dengan alamat batiksibaran.

    Melihat hasil karya mereka, Asllan terlihat bangga. Dia mengakui bahwa mereka hebat. Dengan semua keistimewaan yang dimiliki tapi bisa menghasilkan karya yang bermanfaat. Saya dan suami tersenyum simpul mendengar semua komentar asllan hari ini.

    Alhamdulillah, rasa syukur dan empati sepertinya sudah mulai tertanam di hati Asllan. Semoga akan terus berkembang sesuai dengan pertambahan usianya.