Friday 26 October 2012

Lombok Jaya ( hari ke-2 )


28 Januari 2012

Hari ke-dua di Pulau Lombok....bangun tidur langsung mandi n breakfast di hotel sambil menunggu carteran mobil yang sudah kami pesan semalam. Yang jelas tujuan kami hari ini adalah melanjutkan petualangan kami kemaren.

Sukarare
Setelah bernegosiasi dengan sopir diputuskan obwis pertama yang kami kunjungi adalah daerah Sukarare sebagai salah satu penghasil tenun Lombok. Di Sukarare kami menuju sebuah toko dan juga pembuat tenun Lombok yaitu Dharmasetya Lombok. Di sini kami diperlihatkan cara membuat kain tenun songket, tenun ikat, mesin pintalan, juga cara membuat batik Lombok (yang ini mirip sama pembuatan batik di Yogya hanya saja motif batiknya yang berbeda à pengrajinnya dari Yogya jg lho...). Untuk tenun songket hanya boleh dikerjakan oleh para wanita dengan lebar kain max 60cm dan panjang kain 4-5 meter. Sedangkan tenun ikat dibuat dengan cara dipola terlebih dahulu baru diikat menggunakan tali rafia sesuai motif lalu dicelup ke warna yang telah disiapkan. Setelah ikatan dibuka kemudian dicelup lagi ke warna tadi. Kami juga dipersilakan untuk mencoba praktek menenun (tentu saja didampingi oleh ahlinya...J). aku mencoba tenun songket sedangkan suamiku mencoba menggunakan mesin pintalan. Benang yang digunakan mesin pintalan terdiri dari dua macam yaitu benang lusi (untuk benang yang panjang) dan benang pakan (untuk benang yang pendek). Selain praktek menenun kami juga diberi kesempatan untuk memakai baju adat khas Lombok. Baju adat ini disebut baju lambung (untuk perempuan) dan baju tampet (untuk laki – laki). Kegiatan lain yang kami lakukan di Sukarare ini tak lain dan tak bukan adalah belanja oleh – oleh duuooonnnkkkk... AAA


Suku Sasak Sade
Setelah dari Sukarare kami melanjutkan perjalanan ke perkampungan suku sasak di daerah Sade. Sungguh exited kami mengunjungi kampung Sade ini (secara di Jawa khususnya di Yogya g ada kan???J). Sade ini dihuni sekitar 700 orang yang kalo dihitung – hitung masih satu keluarga. Hal ini disebabkan kalo menikahi gadis di luar Kampung Sade biayanya mahal. Memasuki halaman kampung Sade kita bisa menemukan sebuah halaman dengan pendapa yang disebut “Berugak Sekanem”. Di tempat ini biasanya dilakukan penyambutan tamu dengan tarian yang disebut Tari Amak Tempenges (tarian penghibur setelah pulang dari peperangan). Rumah paling depan di Kampung Sade ini adalah rumah Kepala Suku Sasak Kampung Sade. Rumah ini ditandai dengan adanya semacam kurungan ayam (yang berjumlah 2 buah dan berada di depan rumah). Rumah adat suku sasak ini terdiri dari 2 lantai. Untuk lantai rumah dibuat dari campuran dedak, sekam padi dan kotoran kerbau/sapi. Lantai ini dipel atau dibersihkan satu minggu sekali menggunakan kotoran sapi/kerbau, namun tenang saja...gak bau kok... JJ. Pintu rumah ini dibuat rendah dimaksudkan semua tamu hendaknya menghormati pemilik rumah dengan cara menundukkan kepala ketika masuk rumah. Padi juga digantungkan di dinding rumah sebagai simbol pekerjaan si empunya rumah. Atap rumah adat ini terbuat dari ilalang yang bisa tahan selama 10 sd 12 tahun (lama amat ya???). Lantai kedua rumah ini hanya terdapat tiga ruangan yaitu kamar anak gadis, kamar untuk melahirkan dan dapur. Adat di sini jika ingin menikahi anak gadisnya adalah dengan cara “diculik” alias ortu si gadis gak boleh tau. Namun sepasang kekasih ini bisa janjian untuk bisa melaksanakan acara “menculik dan diculik”... BBB. Selain rumah tinggal terdapat pula lumbung padi yang disebut “badege”. Lumbung ini digunakan untuk 4 sd. 5 kepala keluarga. Untuk membangun lumbung ini menggunakan upacara slametan menyembelih sapi/kerbau. Lumbung ini relatif lebih tinggi daripada rumah tinggal. Di dalam lumbung terdapat kayu bundar yang teletak di atas tiang lumbung dengan fungsi sebagai penghalau tikus. Di Kampung Sade ini juga terdapat masjid lho..namun sayang ketika kami berkunjung bukan saat waktu sholat sehingga kami gak bisa masuk ke dalam masjid. Cuma bisa ambil gambar dari luar aja... LL. Sebelum meninggalkan kampung ini kami sempatkan diri untuk belanja. Sebenarnya barangnya gak jauh beda ama barang di Sukarare bahkan harganya cenderung lebih murah. Cuma kualitasnya memang di bawah Sukarare à kata sopir n guide kami lho...


Pantai Kuta
Setelah wisata budaya (tenun dan suku sasak) tema petualangan berikutnya adalah wisata pantai. Pantai pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Kuta. Pantai ini lumayan bersih dengan pasir putih dan ada beberapa batu karang yang besar. Masih sepi pengunjungnya, namun ada sedikit ketidaknyamanan ketika banyak penjual souvenir yang rata – rata masih usia sekolah selalu mengejar kami untuk menawarkan dagangannya. Tipsnya seh dicuekin aja tapi harus “mempertebal kuping”.L
Mandalika
Ada salah satu legenda yang cukup terkenal di Lombok ini yaitu tentang Putri Mandalika. Putri ini adalah putri yang baek hati sehingga disukai banyak raja dan masyarakat bahkan berebut untuk meminangnya. Karena bingung memilih dan tidak ingin menyakiti hati orang lain akhirnya putri ini menceburkan dirinya ke laut dan menjelma menjadi cacing warna warni yang disebut “Nyale”. Cacing ini bisa dimakan mentah maupun dimasak pepes, sehingga Putri Mandalika atau Putri Nyale merasa dirinya berguna bagi orang lain. Sayangnya Nyale ini hanya bisa dijumpai pada musimnya saja (tidak setiap saat), dan saat kami ke sana bukan musim Nyale... LL
Tanjung Ann
Pantai Tanjung Ann ini disebut juga pantai cinta karena bentuk tebingnya yang menyerupai Hati/Love jika dipotret melalui udara. Pantai ini cukup ramai bahkan bisa dibilang sangat ramai daripada Pantai Kuta. Saat kita naik ke tebingnya sungguh indah pemandangan sepanjang pantai ini. Bahkan menurut info yang ada pantai ini sering digunakan untuk pengambilan gambar baik film maupun iklan.


Wuihhh....petualangan hari ini lebih lengkap daripada kemaren. Dan sebelum kembali ke hotel, kamipun menyempatkan diri membeli oleh – oleh khas Lombok yaitu Mutiara. Mutiara ini ada beberapa macam, mulai dari mutiara yang KW sd mutiara asli yang ada sertifikatnya. Selain mutiara oleh – oleh khas lainnya adalah makanan yang terbuat dari rumput laut mulai dodol rumput laut sampai manisan rumput laut. Setelah puas belanja kini tiba saatnya untuk makaannn.... JJ. Menu kita kali ini adalah “ayam nangking”. Ayam ini rasanya seperti ayam goreng mentega tapi tidak kering. Enak deh n yang jelas bikin kenyaaannnggg.... CCC



No comments:

Post a Comment